Mohon tunggu...
bit sesawi
bit sesawi Mohon Tunggu... -

Bit Sesawi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Seri 07 Gedung Tanpa Dinding: Ruang Tidur

4 Juli 2017   19:10 Diperbarui: 7 Juli 2017   00:35 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali aktivitas ini diulanginya beberapa kali.

Lima keluarga yang bisa menyerahkan sisa makan malamnya. Ditambah sisa makan malam keluarganya dan si koster. Sepertinya masih jauh dari kata cukup untuk makan semua tuna wisma itu. Tapi di waktu selarut ini, dia hanya berani menghubungi anggota gedung yang dia sudah kenal dekat. Apalagi untuk permintaan aneh seperti ini. Di daerah sini juga tidak ada lagi warung yang masih buka untuk menambah kekurangan makanan. Walaupun demikian, segera dipinjamnya sepeda motor si koster untuk mengambil sisa makan malam dari rumah - rumah yang sudah dia hubungi tadi.

"Sementara saya ambil dari rumah - rumah lain, tolong kamu ambil saja sisa makan malam dari rumah saya"

Motor distaternya sementara sebuah doa yang sangat lemah seperti efek kapilaritas naik di dalam hatinya supaya dicukupkan dari yang ada malam ini.

Si koster hanya memandangnya sampai laju lampu motornya tidak kelihatan lagi, kemudian segera berlari untuk mengambil sisa makan malam itu. Hanya sisa makan malam dari dua rumah ini ditambah lima rumah lagi yang sedang diambil. Dalam hitungannya yang sudah terbiasa menyiapkan konsumsi untuk gedung ini jelas tidak akan cukup untuk semua tuna wisma itu.

===================================

Hampir sejam kemudian. Suara motor itu terdengar memasuki halaman gedung itu lagi. Saat si koster itu keluar menyambutnya itu lah matanya hampir tidak percaya apa yang dilihatnya.

"Ini sisa makan malam hanya dari 5 rumah pak?"

Satu termos nasi, lauk pauk, sayuran, dan semangka potong diturunkannya dari berbagai sisi motor.

Si pekerja penuh waktu tersenyum.

"Setelah empat rumah saya datangi, yang saya dapat paling cm cukup untuk lima orang. Saya juga sengaja tidak bilang berapa banyak yang kita perlukan, supaya tidak merepotkan karena sudah malam. Menuju rumah terakhir saya mulai bingung bagaimana membagi makanan ini untuk mereka. Ternyata rumah terakhir baru selesai mengadakan pertemuan keluarga besar, dan tuan rumah menyediakan makanan terlalu banyak sementara yang datang tidak sebanyak perkiraannya. Dia sudah bingung mau dikemanakan sisa makanan sebanyak ini saat saya menelpon tadi dan malam ini. Tuhan mencukupkan"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun