Mohon tunggu...
el lazuardi
el lazuardi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis buku SULUH DAMAR

Tulisan lain ada di www.jurnaljasmin.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Sukseskan Pemilu 2024, Hindari Golput Agar tak Menyesal Nanti

13 Februari 2024   07:58 Diperbarui: 13 Februari 2024   07:58 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampanye untuk tidak golput. Foto : antarafoto/bbc.com


Pemilu 2024 sudah di depan mata. Sudahkah Anda menentukan siapa-siapa saja yang akan Anda pilih pada hari pencoblosan nanti ? Atau Anda malah memilih golput ?

Ups, jangan. Jangan sampai hal itu terjadi. Golput bukan pilihan yang bijak. Dan bahkan bisa membuat Anda menyesal nanti.

Fenomena golput alias golongan putih selalu menjadi momok dalam setiap pelaksanaan pemilu. Fenomena dimana seorang calon pemilih memilih untuk tidak menggunakan hak suaranya dengan alasan tertentu.

Berdasarkan data KPU, tingkat golput dalam empat pemilu terakhir cukup tinggi, yakni mencapai lebuh dari 20 persen. Angka tertinggi pada pemilu 2014 yakni mencapai 30 persen. Sementara angka terendah terjadi tahun 2019 yakni pada kisaran 19 persen.

Ada dua alasan dibalik keputusan seorang calon pemilih memilih golput saat pemilu.
Pertama, sikap apatis terhadap pemilu

Literasi yang rendah tentang politik, khususnya yang berkaitan dengan bab pemilu menjadi penyebab seorang calon pemilih itu menjadi golput.

Tak bisa dipungkiri bahwa dalam masyarakat masih banyak ditemui orang-orang yang buta tentang masalah pemilu. Baik tentang makna dari pemilu itu sendiri, tentang calon-calon yang akan dipilih nanti, termasuk juga kerugian ketika memilih golput.

Ya, bagi sebagian orang, pemilu dipandang tak lebih sekedar perebutan kekuasaan. Dalam hal ini, pemilu dipahami sebagai sebuah pertarungan memperebutkan suara rakyat sebanyak-banyaknya untuk terpilih sebagai anggota legislatif ataupun posisi presiden dan wakil presiden.

Hal ini kemudian menjadikan mereka bersikap apatis terhadap pemilu. Pemilu dianggap formalitas belaka, bukan sesuatu yang penting. Akibatnya mereka bersikap acuh tak acuh dan lebih mementingkan aktifitas lain diluar pemilu.

Kedua, Kekecewaan Terhadap Kinerja Pemerintah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun