Alasan untuk golput juga bisa muncul karena kecewa dengan sikap pemerintah sebelumnya. Maraknya korupsi, penyelewengan kekuasaan, dan banyaknya kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat menimbulkan perasaan kecewa
Pada akhirnya kekecewaan ini berujung pada krisis kepercayaan terhadap para pejabat. Ya, dalam hal ini masyarakat merasa percuma untuk memilih dan mendudukkan seseorang sebagai pejabat bila mereka tak bisa mendengar aspirasi masyarakat. Karena itu mereka berpandangan percuma saja capek-capek ikut pemilu.
Alasan ketiga  adalah adanya isu kecurangan yang dihembuskan di seputar pelaksanaan  pemilu.
Isu kecurangan menjadi isu krusial yang menyertai penyelenggaraan pemilu. Suara-suara yang mengatakan pemilu tidak jujur, pemilu yang direkayasa, selalu santer terdengar di masa-masa menjelang pemilu. Dan bagi sebagian orang, isu-isu semacam itu menjadikan mereka tak bersemangat untuk ikut pemilu.
Percuma memberikan hak suara bila ternyata pemenangnya sudah diatur, begitu mereka berpendapat.
Sikap golput seperti ini tentu saja tidak baik bagi kelangsungan proses demokrasi dan bahkan bakal membawa kerugian bagi masyarakat sendiri. Karena itu perlu dihindari.
Ada dua alasan penting kenapa kita tak boleh golput pada pemilu.
1. Untuk mendapatkan pemimpin yang mewakili harapan masyarakat
Sebagai rakyat, kita tentu saja berharap mempunyai pemimpin terbaik. Yakni mereka yang mau mendengarkan suara rakyat, memberi solusi atas permasalahan bangsa dan mendedikasikan diri mereka untuk kepentingan bangsa. Dalam hal ini, pemilu merupakan jalan yang harus ditempuh untuk mewujudkan cita-cita tersebut.
Ya, partisipasi aktif dengan memberikan hak suara untuk tokoh-tokoh terbaik merupakan cara mewujudkan cita-cita diatas. Tanpa itu, semua mustahil bisa terwujud dan kita harus menerima nasib dipimpin orang-orang yang tak sesuai harapan kita. Kita tentu tak mau, bukan ?
2. Untuk mendapatkan perlindungan dan kebijakan yang pro rakyat.