Mahasiswa Magang Kependidikan Terintegrasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tidar menggelar seminar anti-bullying dengan tema "Stop Bullying, Start Caring" pada hari Jumat (15/08/2025). Seminar ini diikuti oleh seluruh kelas 7 dan dilaksanakan di aula SMP Negeri 2 Mertoyudan. Pada kesempatan yang sama, sekolah juga meresmikan "Wall of Kindness", Sebuah mading yang dihadirkan sebagai wadah untuk menumbuhkan kepedulian serta kesadaran akan bahaya bullying pada kalangan siswa. Sekolah berharap dengan kegiatan ini dapat menjadi langkah pertama untuk menumbuhkan keberanian melawan bullying sekaligus membangun budaya kepedulian di sekolah.
Alasan diadakannya seminar ini ialah bullying atau perundungan masih menjadi salah satu masalah yang tidak bisa dipandang sebelah mata, terutama di dunia pendidikan. Tidak hanya kekerasan secara fisik, namun dapat berwujud secara verbal seperti ejekan atau candaan yang berlebihan. Hal tersebut mampu merusak kesehatan mental yang dapat menyebabkan menurunnya prestasi akademik, munculnya trauma, dan hilangnya kepercayaan diri dari siswa yang menjadi korban bullying.
"Harapannya, semoga anak-anak dapat mengambil nilai-nilai positif yang akan disampaikan oleh pemateri dan tidak akan membully temannya lagi," tutur pak Reza Fandra Rahmawan, S,Pd. selaku kesiswaan SMP Negeri 2 Mertoyudan dalam sambutannya di pembukaan seminar tersebut.
Kerennya lagi, seminar ini dipandu oleh moderator dan pemateri yang spesial. Moderator tersebut ialah Irvan Ardianto yang merupakan Duta Universitas Tidar dan pemateri yang diundang pada seminar ini adalah Nurul Rahmah Al Fadhilah dan Wahyu Fatma Niadi selaku Duta Genre Kabupaten Magelang tahun 2024. Materi yang disampaikan meliputi bentuk-bentuk bullying, dampak negatif terhadap korban, serta tindakan untuk mencegah bullying.
"Semoga dengan diresmikannya mading Wall of Kindness ini dapat memberikan kesadaran bagi para siswa akan pentingnya kebersamaan, toleransi, serta kerukunan untuk mewujudkan SMP Negeri 2 Mertoyudan menjadi sekolah dengan zero bullying," harap pak Reza.
Selain itu, beliau juga berharap mading ini dapat menjadi simbol kepedulian dan langkah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang ramah dan bebas bullying.
Dengan diadakannya kegiatan keberlanjutan ini, diharapkan siswa tidak hanya tau apa itu bullying saja. Tetapi juga berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pengalaman-pengalaman tersebut pula, akan menumbuhkan kesadaran para peserta didik sebagai langkah awal untuk membentuk budaya sekolah yang harmonis dan bebas dari tindak perundungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI