Huruf demi huruf, aku tekan dengan sabar, meskipun hasilnya memakan waktu lebih lama. Rasanya seperti menyelesaikan teka-teki yang melelahkan, tapi aku bangga bisa menyelesaikannya.
Pukul 08.00 WIB, suster masuk dengan senyum lebar. "Tn. Billy, sudah boleh pulang, ya!" katanya ceria. Jantungku melonjak.
Bersama keponakan istriku, aku bergegas ke bagian administrasi. Petugas di sana mengurus dokumen dengan cepat dan menjadwalkan kontrol pada 30 September, pukul 08.00 WIB, dengan dr. Deasy Natalia.
Aku mencatat tanggal itu di HP, sambil berdoa dalam hati agar semua berjalan lancar. "Doakan aku juga, ya teman-teman."
Dari administrasi, kami menuju ke bagian pendaftaran untuk mengambil obat dan hasil pemeriksaan.
Setiap langkah terasa seperti perjalanan menuju kebebasan. Akhirnya, kami turun ke lantai satu dan memesan GrabCar menuju Rusunawa Pasar Rumput.
Langit Jakarta pagi itu cerah, sinar matahari lembut menyapa wajahku, ketika melangkah ke dalam mobil. Angin sepoi-sepoi membelai, seolah menyambutku kembali ke dunia luar.
Tiga hari di RS Agung memberiku lebih dari sekadar pengobatan. Aku belajar tentang kebaikan orang-orang di sekitarku, tentang sabar menjalani proses, dan tentang harapan yang tak pernah padam.
Kini, di dalam mobil yang membawaku pulang, aku tersenyum, siap menyambut hari-hari baru dengan penuh semangat.
Aku tiba di rusun, disambut gembira oleh istriku. Sekali lagi, kuucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah mendoakan kesehatanku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI