Mohon tunggu...
Billy Steven Kaitjily
Billy Steven Kaitjily Mohon Tunggu... Blogger

Nomine Best in Opinion Kompasiana Awards 2024 | Juara Favorit Blog Competition Badan Bank Tanah 2025

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Life of Pi: Ketika Harimau Mengajarkan Manusia Bertahan Hidup

8 September 2025   08:18 Diperbarui: 10 September 2025   10:36 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Data terkini menunjukkan, dalam 40 tahun terakhir, populasi harimau Sumatera hanya berkisar 400-600 ekor, dengan perburuan menjadi penyebab kematian terbanyak.

Menurut catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, harimau Sumatera diperkirakan hanya tersisa kurang lebih 603 ekor di alam liar, yang tersebar dalam 23 lanskap di Sumatera.

Situasi ini semakin kritis mengingat Indonesia telah kehilangan dua subspesies harimau lainnya, yaitu harimau Jawa dan harimau Bali yang telah dinyatakan punah.

Berdasarkan evaluasi implementasi Strategi dan Rencana Aksi Konservasi Harimau Sumatera (STRAKOHAS), upaya konservasi telah mengalami kemajuan melalui kerjasama berbagai komponen baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, LSM, perguruan tinggi, swasta dan masyarakat.

Indonesia kini memiliki 2 pusat penangkaran harimau Sumatera, dan populasi di Taman Nasional Kerinci Seblat diperkirakan 150-180 ekor.

Namun, upaya ini membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat melalui tindakan nyata: mendukung produk ramah lingkungan yang tidak merusak habitat harimau, tidak membeli produk dari bagian tubuh harimau, mendukung organisasi konservasi, dan melaporkan aktivitas perburuan ilegal kepada pihak berwenang.

Kesimpulan

'Life of Pi' mengingatkan kita, bahwa manusia dan hewan liar dapat hidup berdampingan di alam liar, meskipun dalam ketegangan yang produktif.

Pi dan Richard Parker saling membutuhkan untuk bertahan hidup di alam liar, hubungan simbiosis yang mencerminkan realitas antara kita dan harimau Sumatera.

Film ini mengajarkan, bahwa survival bukan hanya tentang diri sendiri, tetapi juga tentang memahami dan menghormati kekuatan alam yang ada di sekitar kita.

Harimau bukan hanya simbol kekuatan, tetapi juga 'guru' yang mengajarkan kita tentang ketangguhan, adaptabilitas, dan pragmatisme dalam menghadapi hidup.

Dengan populasi yang hanya tersisa ratusan ekor saja, setiap tindakan konservasi yang kita lakukan hari ini, akan menentukan apakah generasi mendatang masih dapat belajar dari sang raja rimba atau hanya mengenalnya melalui cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun