"Di tengah padatnya arus kendaraan di Jalan Pangeran Diponegoro, Kenari, Jakarta Pusat, optimalisasi lalu lintas di depan RSCM menjadi krusial demi memastikan mobil ambulans dapat bergerak lancar dan pelayanan darurat tak tertunda."
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. CiptoMangunkusumo, atau yang sering disebut dengan RSCM, merupakan rumah sakit tertua dan prestisius di Kota Jakarta Pusat.
Selama ini, reputasinya sebagai pusat layanan kesehatan unggulan membuat banyak orang rela antre dan bersabar untuk mendapatkan perawatan terbaik.
Sehingga, tidak mengherankan jika area sekitar RSCM selalu ramai pengunjung.
Sebagai warga Jakarta, kita pasti akrab dengan kepadatan lalu lintas di Jalan Pangeran Diponegoro, Kenari, Jakarta Pusat, terutama saat jam sibuk.
Ketika saya melewati jalan tersebut menuju kantor di daerah Senan, saya segera menyadari bahwa kemacetan di depan RSCM bukan sekadar akibat volume kendaraan semata.
Terdapat berbagai faktor yang menyumbang kamacetan, antara lain:
Pertama, pedagang kaki lima (PKL) sering menempati jalur sepeda, menyempitkan akses kendaraan.
Kedua, driver ojek online kerap kali memarkir motornya di bahu jalan, bahkan di atas trotoar menambah hambatan.
Ketiga, keberadaan bajaj yang diparkir panjang di jalur sepeda turut memperlambat arus lalu lintas.
Keempat, pintu masuk dan keluar RSCM menciptakan antrean kendaraan, terutama jika bertepatan dengan lampu merah yang lokasinya tak jauh dari rumah sakit ini.
Kelima, mobil online yang kerap berhenti untuk menaikkan atau menurunkan penumpang, juga ikut memperburuk situasi.
Namun, ada penyebab lain yang mungkin luput dari perhatian umum: durasi lampu merah perempatan Matraman yang terlalu singkat---mungkin kurang dari 60 detik.
Hal ini menjadi krusial oleh karena mobil ambulans RSCM sering terjebak antrean di lampu merah.
Saya pernah menyaksikan ambulans yang telah membunyikan sirene, namun tetap tertahan hingga lampu hijau.
Sementara itu, kendaraan dari arah Jakarta Timur menuju Senen atau sebaliknya mendapat giliran lampu merah dengan durasi yang lebih lama, sekitar satu menitan.
Jika kita bandingkan urgensinya, maka jelas ambulans yang harus diprioritaskan, bukan?
Untuk itu, saya memandang bahwa, kepolisian lalu lintas Matraman perlu mengatur ulang durasi lampu merah, agar ambulans dan kendaraan prioritas seperti TransJakarta dapat bergerak efektif.
Selain itu, Dinas Perhubungan dan Satpol PP wajib menertibkan parkir liar serta PKL di depan RSCM, khususnya saat jam sibuk; pelanggaran harus segera diberi sanksi.
Jalan raya adalah milik bersama, bukan milik segelintir orang. Setuju?
Penataan lalu lintas di Jalan Pangeran Diponegoro ini perlu dilakukan sinergis bersama masyarakat, kepolisian, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP.
Sudah saatnya untuk kita menciptakan kondisi lalu lintas yang tertib, nyaman, dan aman di Jakarta Pusat---khususnya di depan RSCM.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI