Burung memegang peran penting dalam ekosistem, terutama di lingkungan perkotaan seperti Jakarta.
Keberadaan mereka sangat bergantung pada tegakan pohon yang menyediakan sumber makanan, tempat berlindung, dan lokasi berkembang biak.
Selain itu, burung berkontribusi dalam penyerbukan tanaman dan penyebaran biji, yang mendukung regenerasi vegetasi secara alami.
Kehadiran burung juga sering digunakan sebagai indikator kualitas lingkungan, mencerminkan kesehatan ekosistem perkotaan.
Namun, urbanisasi yang pesat dan degradasi habitat telah mengancam populasi burung di Jakarta.
Tulisan ini hendak menyoroti urgensi upaya konservasi untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan lingkungan perkotaan.
Peran Burung bagi Ekosistem
Pertama, burung sebagai bioindikator untuk mengukur kualitas RTH. Menurut Walid Rumblat, dosen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, komunitas burung dapat digunakan sebagai instrumen alami untuk menilai kualitas ruang terbuka hijau (RTH) perkotaan.
Metode ini dianggap lebih sederhana dibandingkan penggunaan parameter kimia yang kompleks dan memerlukan biaya besar.
Proses penilaian melibatkan beberapa tahapan: pemilihan tipe dan interpretasi guild burung, penghitungan Indeks Komunitas Burung (IKB), dan penentuan kategori kualitas lingkungan berdasarkan IKB.
Keberadaan burung memastikan regenerasi tegakan pohon berlangsung secara berkelanjutan tanpa intervensi manusia.