Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamat Datang di Era Kebebasan Menulis, Tulis Judul Pun Tak Perlu Singkat

9 November 2016   15:02 Diperbarui: 9 November 2016   15:22 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulisan saya dengan judul panjang buatan Admin Kompasiana. (Foto: BDHS)

Tulisan saya yang aslinya berjudul “Jangan Ada Lagi ‘Sejarah adalah Milik Pemenang’” tayang pertama kali di Kompasiana pada 8 November 2016. Beberapa menit setelah ditayangkan, Admin Kompasiana menjadikannya sebagai tulisan “Pilihan”. Sampai 8 November 2016 malam hari, tulisan itu dibaca sekitar 150 kali.

Hari ini, 9 November 2016, saya kembali membuka Kompasiana sekitar pukul 14.00 WIB. Hal pertama yang menyolok mata, ternyata tulisan saya tadi dijadikan “Headline” oleh Admin Kompasiana. Judulnya pun diubah sedikit menjadi “Semoga Kelak Sejarah Bukan Lagi Semata-mata Dimiliki oleh Para Pemenang”. Jumlah pembaca pun melonjak dua kali lipat, sampai saat ini tercatat dibaca sebanyak 300 kali.

Admin Kompasiana memang berhak mengubah judul, menempatkan pada kategori tulisan yang sesuai, menambah atau menghilangkan foto, sampai menghapus tulisan yang masuk. Saya sendiri menilai, perubahan judul yang dilakukan Admin Kompasiana membuat judul itu lebih mudah dipahami. Pembaca akan lebih mudah mengerti judul “Semoga Kelak Sejarah Bukan Lagi Semata-mata Dimiliki oleh Para Pemenang” dibandingkan “Jangan Ada Lagi ‘Sejarah adalah Milik Pemenang’”.

Walaupun demikian, judul buatan Admin Kompasiana lebih panjang dibandingkan judul  asli yang saya buat. Judul buatan Admin Kompasiana memuat 10 kata, sedangkan judul buatan saya hanya 7 kata.  Sedangkan dari jumlah karakter (huruf, angka, dan tanda baca), perbedaannya lebih jelas lagi. Judul buatan Admin Kompasiana memuat 64 karakter tanpa spasi atau 73 karakter dengan spasi. Sedangkan judul buatan saya hanya terdiri dari 43 karakter tanpa spasi atau 49 karakter dengan spasi.

Bagi seorang penulis, judul menjadi hal penting. Judul yang menarik akan membuat pembaca tertarik membacanya. Apalagi kalau judulnya “bombastis”, walaupun terkadang isi tulisannya tidak “sehebat” judulnya. Pembaca pasti tertarik membacanya, meski kemudian bisa saja merasa kecewa dan memaki penulisnya, karena judul yang demikian luar biasa, ternyata isinya biasa saja.

Setelah tiga tahun menjadi Kompasianer dan sekitar setahun terakhir cukup aktif menulis, saya pelan-pelan menyadari bahwa judul-judul di Kompasiana, tak sedikit yang jumlah kata dan karakternya cukup panjang. Bisa jadi itu upaya penulisnya agar judulnya lebih mudah dimengerti pembaca.

Namun bagi saya, dan mungkin beberapa teman, yang berlatar belakang (pernah) menjadi pewarta di media cetak, lebih terbiasa menulis judul dengan kalimat yang dihemat. Termasuk dalam menulis isi berita, kalau itu merupakan berita langsung (straight news).

“Bikin judul jangan panjang-panjang, bikin beritanya juga usahakan ditulis padat, ingat halaman terbatas,” begitu yang sering terdengar dari senior-senior saya di dunia kewartawanan media cetak, dan kelak saya menirunya saat menjadi redaktur di beberapa desk (bidang liputan).

Belakangan saya sadar, saat ini ketika menulis di blog atau di Kompasiana, hal semacam itu tak terlalu berpengaruh. Halaman menjadi tak terbatas, bikin berita hasil liputan – seperti saya yang sering meliput kegiatan kepramukaan dan acara-acara budaya – juga tak perlu membatasi diri dalam menulis. Piramida penulisan berita, yang penting diletakkan di atas dan makin tak penting ditulis makin ke bawah, sehingga mudah dipotong bagian bawahnya bila halaman terbatas, di blog atau situs semacam Kompasiana, tampaknya tak perlu terlalu ketat diperhatikan lagi.

Memang, tetap saja hal-hal penting dalam liputan berita sebaiknya ditempatkan di bagian atas. Ini perlu, karena tak semua pembaca mempunyai waktu untuk membaca berita secara penuh. Ini juga penting, agar pembaca tertarik karena hal-hal yang penting telah ditempatkan di bagian atas atau bagian awal tulisan.

Namun sekali lagi, tak perlu terlalu ketat diikuti. Selamat datang di era kebebasan menulis. Bikin judul tidak perlu singkat dan dibatasi jumlah katanya, meski kalau kepanjangan juga terasa aneh. Isi tulisan pun tak perlu dibatasi, tulis saja sebanyak mungkin. Jumlah halaman di blog atau di Kompasiana tak terbatas. Satu-satunya yang mungkin harus dibatasi adalah, jangan lupakan dan hilangkan akal sehat, tata krama, dan semangat menulis untuk perbaikan, persaudaraan, dan perdamaian.

Ayo, menulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun