Revitalisasi Nilai Lokal sebagai Tindakan Nasional
Ironis jika bangsa yang kaya budaya dan filosofi justru kehilangan arah dalam hal etika dasar. Taro Ada Taro Gau bukan hanya milik orang Bugis; ia bisa menjadi inspirasi nasional. Bayangkan jika setiap pemimpin memegang teguh prinsip ini. Bayangkan jika setiap guru, dokter, pedagang, hingga birokrat menghayati dan mengamalkan nilai ini.
Tentu, tak ada masyarakat yang sempurna. Tetapi dengan menjadikan Taro Ada Taro Gau sebagai prinsip moral bersama, kita setidaknya bisa berharap bahwa bangsa ini tidak terus-menerus terjebak dalam pusaran kata-kata tanpa makna dan janji-janji tanpa wujud.
Warisan yang Menjadi Kompas Moral
Pepatah Bugis ini seharusnya menjadi kompas moral di tengah derasnya arus perubahan sosial yang membuat banyak orang kehilangan arah. Dunia boleh berubah, teknologi boleh melesat, tetapi satu hal yang tidak boleh berubah adalah kesetiaan manusia pada kata-katanya sendiri.
Di zaman yang penuh basa-basi, di mana ucapan sering kali menjadi topeng, Taro Ada Taro Gau menawarkan satu jalan: menjadi manusia yang benar. Bukan karena sorotan kamera, bukan demi pujian, tetapi karena itulah hakikat menjadi manusia sejati.
Jika Anda setuju bahwa bangsa ini harus kembali kepada nilai-nilai kejujuran dan integritas, maka Taro Ada Taro Gau bukan hanya pepatah tua, melainkan cahaya baru yang patut dinyalakan kembali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI