Salah Rekrut, Biaya Mahal
Satu hal yang sering luput dipikirkan: salah pilih orang itu mahal. Menurut riset dari Society for Human Resource Management (SHRM), biaya merekrut satu orang bisa sampai 30% dari gaji tahunan posisi itu. Bayangkan kalau salah pilih dua kali. Rugi waktu, tenaga, dan pastinya uang perusahaan.
Lebih parah lagi kalau akhirnya bikin tim jadi nggak solid. Yang baru masuk merasa nggak betah, yang lama-lama kerja malah ikut nggak nyaman. Semua berawal dari satu hal yang sebenarnya bisa dicegah: komunikasi yang jelas antara HRD dan user sebelum rekrutmen dimulai.
Ego Siapa yang Lebih Besar?
Di banyak perusahaan, ego ini masih jadi penyakit. HRD merasa tugasnya yang paling berat karena harus menjaga nama baik dan budaya perusahaan. User merasa paling berhak menentukan siapa yang akan masuk karena mereka yang akan menanggung pekerjaan harian.
Sayangnya, dua-duanya sering lupa bahwa tujuan akhirnya sama: cari orang yang tepat untuk posisi yang tepat. Kalau HRD dan user terus sibuk saling adu kuat, akhirnya siapa yang rugi? Ya perusahaan itu sendiri.
Solusi: Kolaborasi, Bukan Kompetisi
Sudah saatnya pola pikir "HRD vs User" diubah jadi "HRD dan User". Ini bukan soal siapa yang paling pintar, tapi bagaimana mereka bisa saling melengkapi.
Caranya?
1. Ngobrol di Awal, Jangan Pas Udah Jalan
Sebelum mulai cari kandidat, duduk bareng dulu. Bicarakan dengan jelas kebutuhan timnya seperti apa. Skill apa yang wajib, skill apa yang bisa dipelajari nanti. HRD harus aktif tanya, user harus jelas ngomong.