Anak-Anak Bukan Objek Eksperimen
Tidak ada toleransi untuk kesalahan dalam program MBG. Yang menjadi penerima manfaat adalah anak-anak Indonesia, generasi penerus yang belum bisa memilih atau menolak makanan yang diberikan negara. Mereka tidak boleh menjadi korban dari sistem yang tergesa-gesa, lalai, atau tidak terkoordinasi.
Oleh karena itu, setiap elemen dari program MBG harus diletakkan dalam kerangka perlindungan anak. Ketika negara menyajikan makanan kepada anak-anak, yang disajikan bukan hanya karbohidrat, protein, dan vitamin, tetapi juga tanggung jawab, integritas, dan komitmen terhadap masa depan bangsa.
BPOM dengan kapasitas ilmiah, laboratorium, serta jaringan pengawasan di seluruh daerah memiliki peran vital dalam memastikan setiap makanan yang sampai ke piring anak adalah makanan yang aman, bersih, dan layak konsumsi. Bila peran ini dimaksimalkan, maka bukan hanya keracunan massal yang bisa dicegah, tetapi juga berbagai penyakit menular, resistensi antibiotik, dan paparan bahan kimia berbahaya dalam jangka panjang.
Menu Sehat Adalah Hak Anak, Bukan Hadiah
Program MBG adalah harapan. Namun, harapan hanya bisa tumbuh di atas fondasi yang kokoh: tata kelola yang baik, pengawasan yang kuat, dan kolaborasi yang tulus antar lembaga. Pelibatan BPOM secara penuh bukan semata strategi, melainkan keniscayaan moral dan teknokratis.
Jika pemerintah ingin meninggalkan warisan yang akan dikenang anak-anak Indonesia di masa depan, maka warisan itu harus dimulai dari keputusan-keputusan bijak hari ini---termasuk keputusan untuk menjadikan keamanan pangan sebagai pilar utama dalam program makan bergizi gratis.
Sebab, tidak ada makan bergizi tanpa makanan yang aman. Dan tidak ada masa depan bangsa tanpa perlindungan anak sejak hari ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI