Pernahkah kita membayangkan, bagaimana listrik yang mengalir ke rumah, BBM yang tersedia di SPBU, atau gas yang kita gunakan untuk memasak, semuanya tersambung pada satu nadi besar bernama Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)? Di balik rutinitas harian kita, APBN memainkan peran sentral dalam memastikan energi tetap tersedia, terjangkau, dan berkelanjutan. Lebih dari sekadar angka-angka belanja negara, APBN adalah instrumen vital yang sedang didorong pemerintah untuk mencapai cita-cita besar: swasembada energi.
Insentif Perpajakan: Memacu Investasi Energi
Salah satu pilar penting dalam strategi menuju swasembada energi adalah pemberian insentif perpajakan. Pemerintah melalui APBN menyediakan berbagai fasilitas fiskal bagi investor di sektor energi, seperti tax holiday, tax allowance, hingga pembebasan bea masuk untuk impor peralatan energi terbarukan. Insentif ini bukan sekadar "bonus" bagi pengusaha, melainkan strategi jangka panjang untuk menarik modal ke sektor yang selama ini dikenal padat modal dan berisiko tinggi.
Dengan adanya insentif perpajakan, investasi di bidang pembangkit listrik tenaga surya, angin, panas bumi, hingga biodiesel mulai menunjukkan geliat. Hal ini tidak hanya membuka lapangan kerja, tetapi juga mempercepat transfer teknologi dan memperluas basis energi nasional. APBN di sini berperan sebagai stimulus fiskal yang mendorong sektor swasta ikut serta dalam membangun kemandirian energi.
Pembangunan Infrastruktur Energi: Dari Sabang hingga Merauke
Tak bisa dipungkiri, ketersediaan energi seringkali masih timpang antarwilayah. APBN hadir menjembatani ketimpangan ini melalui alokasi belanja untuk pembangunan infrastruktur energi. Mulai dari pembangunan jaringan listrik desa, pembangkit listrik skala kecil di wilayah terpencil, hingga pembangunan terminal regasifikasi LNG, semua dibiayai oleh APBN.
Setiap rupiah yang digelontorkan pemerintah untuk infrastruktur energi bukan hanya investasi ekonomi, tetapi juga investasi sosial. Energi membuka akses ke pendidikan, kesehatan, dan aktivitas ekonomi. Program listrik desa, misalnya, telah mengubah wajah ratusan ribu desa yang sebelumnya gelap gulita, menjadi terang benderang dan produktif.
Subsidi dan Kompensasi: Menjaga Aksesibilitas Energi untuk Rakyat
Meski harga energi dunia fluktuatif, pemerintah berusaha menjaga agar rakyat tetap mendapatkan energi dengan harga terjangkau. Di sinilah peran subsidi dan kompensasi energi yang dialokasikan dalam APBN. Subsidi listrik untuk rumah tangga miskin dan rentan, subsidi LPG 3 kg, serta kompensasi kepada Pertamina dan PLN agar tetap menjual energi di bawah harga keekonomian, menjadi tameng bagi masyarakat dari gejolak harga global.
Namun, subsidi energi bukan tanpa tantangan. Pemerintah terus berupaya menata ulang skema subsidi agar lebih tepat sasaran, dengan memanfaatkan data terpadu kesejahteraan sosial. Harapannya, subsidi benar-benar dinikmati oleh mereka yang berhak, tanpa membebani APBN secara berlebihan.