Mohon tunggu...
Benny Eko Supriyanto
Benny Eko Supriyanto Mohon Tunggu... Aparatur Sipil Negara (ASN)

Hobby: Menulis, Traveller, Data Analitics, Perencana Keuangan, Konsultasi Tentang Keuangan Negara, dan Quality Time With Family

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Dampak Subsidi Energi Terhadap Perilaku Konsumsi Masyarakat

25 Maret 2025   08:15 Diperbarui: 25 Maret 2025   08:09 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Dampak Subsidi Energi terhadap Perilaku Konsumsi Masyarakat (freepik.com)

Ketika berbicara tentang subsidi energi, kita sering kali melihatnya sebagai berkah bagi masyarakat. Harga bahan bakar yang lebih murah, listrik yang lebih terjangkau, dan gas yang lebih ramah kantong memang terasa menguntungkan. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa di balik manfaat ini ada konsekuensi terhadap perilaku konsumsi masyarakat?

Subsidi dan Perilaku Konsumtif

Subsidi energi, yang seharusnya bertujuan membantu kelompok masyarakat kurang mampu, sering kali justru menciptakan kebiasaan konsumtif. Dengan harga energi yang lebih murah dari harga pasar, masyarakat cenderung menggunakannya secara berlebihan. Penggunaan kendaraan pribadi meningkat, konsumsi listrik melonjak, dan efisiensi energi sering kali diabaikan. Hal ini tidak hanya membebani APBN, tetapi juga meningkatkan emisi karbon dan merusak lingkungan.

Distorsi Pasar dan Ketimpangan Sosial

Subsidi energi juga berpotensi menimbulkan distorsi pasar. Harga yang terlalu rendah membuat masyarakat kurang menyadari nilai sebenarnya dari energi. Akibatnya, ketika subsidi dikurangi atau dihapus, terjadi gejolak sosial karena masyarakat telah terbiasa dengan harga yang lebih rendah. Selain itu, subsidi energi lebih banyak dinikmati oleh kelompok masyarakat menengah ke atas yang memiliki kendaraan dan konsumsi listrik tinggi, sementara masyarakat miskin justru mendapat manfaat yang lebih kecil.

Beban APBN dan Alternatif Kebijakan

Dari sisi keuangan negara, subsidi energi menyedot anggaran yang sangat besar. Padahal, dana ini bisa dialokasikan untuk sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Pemerintah sebenarnya memiliki beberapa alternatif kebijakan untuk memastikan subsidi lebih tepat sasaran, seperti subsidi langsung berbasis data penerima manfaat, pengembangan energi terbarukan, serta edukasi dan insentif untuk efisiensi energi.

Subsidi energi memiliki dampak besar terhadap perilaku konsumsi masyarakat. Di satu sisi, ia membantu meringankan beban ekonomi, tetapi di sisi lain, ia juga mendorong konsumsi yang berlebihan, menciptakan ketimpangan sosial, dan membebani keuangan negara. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan yang lebih cermat agar subsidi energi benar-benar memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat luas tanpa merugikan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun