Ia masih mengenang sidang tadi. Penolakan yang dibalut senyum protokol. Pembungkaman yang diabsahkan lewat prosedur. Dan di tengah semua itu, ia menyadari bahwa ia tak lagi cukup hanya menjadi ilmuwan, tapi juga belum siap menjadi pejuang.
Tangannya bergerak perlahan menuju laptop lama—bukan perangkat kerja resminya. Ia membuka folder tersembunyi, lalu mulai menulis.
Sebuah surat rahasia. Bukan untuk siapa pun. Hanya untuk dirinya sendiri.
Bagi Gracia, menulis adalah satu-satunya cara menyimpan kebenaran yang terlalu telanjang untuk dikatakan. Di luar sistem. Di luar akal sehat diplomasi. Semacam pengakuan diam kepada sejarah, sebelum dunia memutuskannya gila atau benar.
File itu ia simpan dalam direktori yang hanya ia tahu:
RavenTrembles.docx
“Netralitas adalah kebohongan yang terlalu manis untuk ditolak.
Tapi aku telah mencicipi pahitnya kebenaran.
Dan pahit itu... tak bisa lagi kusembunyikan di balik prosedur.”
Ia diam sejenak. Lalu menambahkan satu kalimat yang dulu ia tulis di jurnal lamanya, ketika suara hati masih kalah oleh bunyi diplomasi:
“Jika kita menyembunyikan kebenaran karena takut perang,