“Apa?”
“Ketakutan selalu datang lebih dulu. Senjata hanyalah gema.”
Lena mengangguk. “Dan Zohreh adalah gema yang dirancang untuk tiba sebelum suara.”
Mereka bertukar pandang, lalu secara serempak membuka laptop masing-masing. Lena mengetik algoritma pelacakan isotop, Ethan membuka koneksi ke jaringan HUMINT.
Satu nama muncul dari riwayat lama:
Farid Halawi – mantan kurir Iran, kini menetap di Istanbul, terlibat dalam perdagangan logam radioaktif, memiliki relasi lama dengan Elias Nagi.
“Jika kita ingin menangkap bayangan Zohreh,” kata Ethan, “kita harus mengikuti burung raven putih itu ke Timur.”
Lena mengangguk. “Kita ke Istanbul!”
*****☆*****
Di Teheran, Hamza Al-Ansari berdiri di depan dinding yang dipenuhi peta dan skema teknis. Di tengahnya tergantung sebuah gambar tua—potret almarhum ilmuwan muda dengan senyum malu-malu. Al-Ansari menyentuh bingkai foto itu dengan jari gemetar.