*****☆*****
Di Wina, ruang kerjanya sunyi kecuali suara pendingin udara dan klik lembut dari keyboard. Gracia Sharma duduk sendirian di balik dua layar monitor besar. Matanya letih. Punggungnya menegang.
Di layar pertama: laporan teknis dari fasilitas isotop Swiss, data spektral yang dikompilasi dari jaringan sirkuit Eropa Timur. Di layar kedua: draft pernyataan resmi yang harus ia presentasikan di rapat IAEA besok.
“Pernyataan ini netral secara politik,” kata supervisornya melalui audio.
“Tapi tidak netral secara kebenaran,” balas Gracia, nyaris berbisik.
“Netralitas adalah satu-satunya yang menjaga kita dari intervensi besar.”
“Netralitas yang membungkam adalah bentuk lain dari kolusi,” sahutnya, suara mulai retak.
Ia menutup folder digital. Menatap pantulan wajahnya sendiri di layar kosong. Di matanya, bukan kemarahan, tapi kesedihan yang belum menemukan bentuk.
Dalam jurnal pribadinya yang tidak pernah dikirim, ia menulis malam itu:
Jika kita mengabaikan data karena tekanan diplomatik, apakah kita masih ilmuwan?
Jika kita menyembunyikan kebenaran karena takut perang, apakah kita bukan justru mempercepatnya?