Orang-orang yang suka kepo, sebaiknya tidak berhenti pada saat rasa penasarannya terpenuhi. Akan lebih baik lagi apabila ada tindakan atau perbuatan yang positif, khususnya pada hal-hal yang membutuhkan tindakan. Sebut saja misalnya dengan musibah yang dialami orang lain.Â
Tidak sekadar tahu secara detail, alangkah baiknya apabila memberikan pertolongan untuk mencari solusi dari musibah tersebut. Mendiamkan apalagi membiarkan adalah keputusan yang kurang tepat.Â
Apabila kita mengetahui ada orang lain yang membutuhkan pertolongan, usaha dan niat kita untuk menolong harus didahulukan karena kita tidak akan pernah tahu apabila kita akan berada di posisi orang tersebu. Hukum tabur tuai itu benar adanya. Semakin banyak kita menabur kebaikan, semakin banyak kita menuai kebaikan juga.Â
Tidak menunda dan menahan inisiatif untuk menolong.
Orang yang kepo pasti tahu banyak hal. Wawasannya pasti cukup banyak jika dibandingkan dengan orang-orang yang tidak kepo. Namun, seringkali, kekepoan itu kurang dibarengi dengan inisiatif, terutama bila kebiasaan kepo ini sudah dilengkapi dengan sifat cuek, masa bodoh, dan tidak peduli. Ini adalah bentuk kepo yang buruk.Â
Kepo yang baik sebaiknya dibarengi dengan inisiatif untuk segera bertindak dan tidak menunda kebaikan yang bisa diberikan. Menunda berarti menahan berkat dan kebaikan yang bisa diterima. Ketika kita berbuat kebaikan dan tidak menundanya, maka sebenarnya kita telah membalas perbuatan baik Tuhan kepada diri kita sendiri.Â
Kepo Buruk
Kepo yang buruk akan sepadan dengan definisinya jika dilakukan secara berlebihan tanpa memberikan manfaat kepada diri sendiri atau kepada orang lain. Istilah lain yang bisa dikaitkan dengan kepo ini adalah julid.Â
Dalam KBBI, julid didefenisikan sebagai iri dan dengki dengan keberhasilan orang lain, biasanya dilakukan dengan menulis komentar, status, atau pendapat di media sosial yang menyudutkan orang tertentu (KBBI Kemendikbud, 2022). Perilaku kepo buruk ini bisa kita merugikan diri sendiri dan orang lain, terutama ketika berhasil memprovokasi dan mempengaruhi orang lain tanpa mengetahui seluk beluk permasalahannya.Â
Kepo yang buruk ini bisa kita lihat dalam kebiasan buruk para netizen di dunia maya. Indonesia sendiri cukup terkenal dengan spartannya warga net dalam menyerang dan mengomentari akun-akun yang dianggap menyerang masyarakat Indonesia.Â
Dilansir dari Kompas.com, di tahun 2022 saja, netizen Indonesia mendapatkan penilaian tingkat kesopanan pengguna internet dan menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara.Â