Mohon tunggu...
Tiyang polos
Tiyang polos Mohon Tunggu... Jagain warung

Ingin berpetualang baru dan mencari saudara baru sekaligus merangkai kata demi kata menjadi sebaris kalimat yang tidak begitu berguna

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Surat getir untuk ibu Pertiwi

26 Agustus 2025   15:39 Diperbarui: 26 Agustus 2025   15:39 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu Pertiwi,
Apa kabarmu?
Maafkan anakmu, Ibu,
belum bisa membahagiakanmu.

Ibu Pertiwi,
pasti engkau mengelus dada
melihat kondisi anak-anakmu
tertindas oleh kejamnya regulasi,
terjerumus dalam kemiskinan yang terstruktur.

Para penguasa bangga jual tambang,
jual emas, jual alam,
bahkan jual privasi kami ke asing
dengan dalih untuk kesejahteraan.
Namun tidak, sekali lagi tidak.
Yang terjadi justru kesenjangan semakin menganga
antara rakyat jelata dan pejabat belantara.

Ketika kami mencoba bersuara,
mulut kami dilakban polis line,
tangan kami dirantai keberingasan,
mata kami tersiram gas air kecemasan.

Kami bukan bangsat.
Kami cinta bangsa ini.
Kami hanya bertanya:
adakah hak kami untuk sejahtera?
Hak kami untuk mendapatkan upah layak?
Hak kami untuk bebas mengekspresikan pendapat
tanpa terkena ranjau-ranjau pasal karetmu?

Ibu Pertiwi,
kepada siapa lagi kami mengeluh?
Ketika kubisikkan hal ini kepada bapak tiri,
ia malah memaki:
"Ndasmu."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun