Mohon tunggu...
Tiyang polos
Tiyang polos Mohon Tunggu... Jagain warung

Ingin berpetualang baru dan mencari saudara baru sekaligus merangkai kata demi kata menjadi sebaris kalimat yang tidak begitu berguna

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Panggung yang mengubur

8 Juni 2025   03:04 Diperbarui: 8 Juni 2025   03:04 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"uang saya yang keluar gak seberapa bila dibandingkan nanti pemasukan saya bila sudah jadi bupati, proyek-proyek akan aku mark-up, anggaran bisa aku "sunat" juga" batin Sungapto sembari menyisir rambutnya yang udah klimis efek dri minyak rambut pemberian kekasih gelapnya minggu lalu.

******

5 hari sebelum pencoblosan Sungapto mendengar kabar dari tim internalnya bahwasanya KPU mendiskualifikasi keikutsertaannya dalam pemilihan Bupati karena terindikasi ia menggunakan ijazah palsu.

"ah sialan, padahal dulu kata yang jualan, ijazah itu asli, bangsat...!!!" 

Sungapto marah besar mukanya merah sampai keringat dingin mulai bercucuran dan ia pingsan lalu istri tercintanya segera mendekatinya 

"pak ..pak bangun pak..." teriak istrinya 

Keluarga pun segera bergegas membawanya ke rumah sakit terdekat.

Satu jam kemudian setelah diperiksa dokter spesialis. 

Keluarga diperbolehkan masuk

"gimana dok, kondisi suami saya" 

Tanya istri Sungapto penuh kecemasan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun