Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Lahir di Metro Lampung. Pendidikan terakhir, lulus Sarjana dan Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Manusia Tidak Sendirian 1

13 April 2021   12:13 Diperbarui: 13 April 2021   12:18 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bertitik tolak dari uraian tersebut hendaklah dapat memicu, dan memacu niat kita untuk mengetahui siapa sesungguhnya makhluk yang diutus Allah untuk menjaga setiap diri manusia itu? Bagaimana caranya? Sudah barang tentu kita mengaji lebih lanjut Al Qur'an dari ayat pertama surat pertama, sampai dengan ayat terakhir surat terakhir berulang -- ulang, dengan bahasa kita sendiri Indonesia atau bahasa yang dipahami. Dengan harapan kita dapat menemu-kenali siapa sesungguhnya penjaga kita, agar kita dapat menyayangi sebagaimana kata -- kata bijak tak kenal maka tak sayang.  

Al Qur'an pada dasarnya adalah petunjuk Allah, dan sekaligus sebagai perintah bagi umat penganutnya yang wajib diamalkan atau wajib dilaksanakan dalam melakoni hidup, dan kehidupan diatas dunia ini. Surat Al Baqarah ayat 2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. Surat Luqman ayat 2. Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmat, ayat 3. menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan.

Selanjutnya mari kita kaji bersama Al Qur'an yang telah diposisikan sebagai pedoman hidup bagi umat Islam, sedangkan kepada saudara -- saudaraku umat selain Islam silahkan menggunakan firman yang sesuai. Sehingga akhirnya kita dapat mengetahui, dan meyakini bahwa sesungguhnya manusia dalam melakoni hidup, dan kehidupannya di atas dunia ini tidak sendirian, atau ada yang selalu menyertainya, atau ada yang selalu bersamanya dimanapun berada, dan beraktivitas.

Katakanlah setelah mengaji Al Qur'an seseorang lalu membaca surat Qaaf  ayat 21. Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring dan seorang malaikat penyaksi. Selanjutnya dikaji melalui roso pangroso, agar dapat menggali makna batiniyah yang terkandung di dalam ayat tersebut. Singkat ceritanya ( sekedar pemicu, dan pemacu ) dapat penulis sampaikan sebagai berikut, untuk selanjutnya silahkan dikembangkan sendiri.

Dari ayat tersebut kita dapat mengetahui, dan yang seharusnya meyakini bahwa setiap diri manusia, bersama dengannya seorang malaikat penggiring, dan seorang malaikat penyaksi. Sejak kapan para malaikat tersebut bersama kita? Apakah sejak masuk Sekolah Dasar? Tidak. Sejak Sekolah Lanjutan Pertama? Tidak. Sejak Sekolah Lanjutan Atas? Tidak. Sejak Perguran Tinggi, dan seterusnya? Tidak. Kalau selama sekolah atau kuliah tidak, apakah sejak manusia bekerja, menjabat? Juga tidak. Sesungguhnya malaikat -- malaikat tadi sudah menyertai, atau sudah bersama manusia sejak manusia dilahirkan di atas dunia.

Mengapa manusia selalu bersamanya malaikat penggiring, dan malaikat penyaksi? Begitulah cara Allah meme-lihara manusia, agar tetap terjaga kesuciannya. Malaikat hakekatnya utusan Allah, dan hanya memiliki satu tugas khusus saja. Jadi tugas malaikat penggiring sudah barang tentu, menggiring agar manusia melaksanakan segala perintah, dan petunjuk Allah dengan baik dan benar. Dan kita sebagai manusia hendaklah selalu ingat dan waspada, karena setiap tingkah laku, perbuatan, dan tutur kata kita dalam kesehariannya disaksikan oleh malaikat penyaksi yang mempunyai satu tugas khusus yaitu menyaksikannya. Para penjaga manusia itu tidak akan keliru dalam melaksanakan tugasnya, karena malaikat penggiring tugasnya ya menggiring saja, sedangkan malaikat penyaksi tugasnya ya hanya menyaksikan saja.

Mengaji Al Qur'an dilanjutkan, lalu membaca surat Qaaf ayat 17. (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Dari ayat ini kita dapat bertemu lagi dengan sang penjaga manusia pada umumnya, atau sang penjaga diri kita pada khususnya. Juga hanya mempunyai satu tugas khusus, oleh karena itu sang penjaga manusia ini tidak akan keliru dalam melaksanakan tugasnya. Karena yang tugasnya mencatat ya mencatat saja setiap tingkah laku, perbuatan, dan tutur kata manusia sehari -- harinya. Itupun masih ada pembagian tugas lagi, siapa yang mencatat tingkah laku, perbuatan, dan tutur kata baik seseorang; Dan siapa yang mencatat tingkah laku, perbuatan, dan tutur kata buruk, atau jahat seseorang.

Dari uraian tersebut kiranya kita mengetahui bahwa sejak lahir, manusia sesungguhnya sudah disertai penjaga namun bersifat gaib. Oleh karena itu bagi yang tidak mengetahui, sudah barang tentu akan mengatakan bahwa manusia itu sendirian di atas dunia ini. Melihat kenyataan tersebut Manusia Tidak Sendirian bukan? Dan hendaklah kita ketahui juga bahwa sang penjaga manusia itu tidak hanya selama melakoni hidup, dan kehidupan di atas dunia ini. Tetapi sang penjaga tetap akan terus menjaga, mengantar, dan mengiringi kembali kita saat menghadap ke sisi Yang Maha Suci pada saatnya nanti.

Apakah sang penjaga manusia yang bersifat gaib, hanya yang telah dijelaskan itu? O tidak masih ada sang penjaga lainnya, dan yang mempunyai satu tugas khusus juga sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya. Namun penulis mohon maaf, artikel dengan judul Manusia Tidak Sendirian 1 penulis akhiri sampai disini dahulu, dan penjelasan tentang sang penjaga yang bersifat gaib akan dilanjutkan pada kesempatan berikutnya dengan judul Manusia Tidak Sendirian 2. Terima kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun