Mohon tunggu...
Bangun Sayekti
Bangun Sayekti Mohon Tunggu... Apoteker - Sarjana, Apoteker

Pendidikan terakhir, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta: Sarjana lulus November 1975, Apoteker lulus Maret 1977. Profesi Apoteker, dengan nama Apotek Sido Waras, sampai sekarang. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil tahun 2003, dengan jabatan terakhir Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Lampung Timur. Dosen Jurusan Farmasi, Fakultas MIPA Universitas Tulang Bawang Bandar Lampung, Januari 2005 sampai dengan Desember 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menggapai Kebenaran Sejati

20 Agustus 2020   11:25 Diperbarui: 20 Agustus 2020   11:24 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Respon peserta. Tempat Al Qur'an yang sejati, di dalam hati.

5. Nah disitulah tempat Al Qur'an yang sejati, sehingga dimanapun kita berada dan beraktivitas kita selalu membawa Al Qur'an, atau dengan kata lain dimanapun kita berada dan beraktivitas selalu dinaungi Nur Illahi. Jadi yang dapat ditempatkan di sembarang tempat tadi namanya "bukan Al Qur'an", tetapi "kitab Al Qur'an". Kitab Al Qur'an adalah buku yang isinya Al Qur'an, yang tidak lain merupakan pelajaran. Surat Yasiin ayat 69. Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah layak baginya. Al Quran itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.

Jadi tidak layak bukan bila Al Qur'an hanya sekedar dibaca, dilagukan, dihafalkan an sich, tanpa mengerti artinya.  OK?

Respon peserta. Banyak yang kemudian, sekarang terjebak dengan penghapalan Al Qur'an, bahkan masuk ke kurikulum dengan target tertentu. Namun melupakan intinya yaitu mengerti makna dan dilaksanakan. Modalnya yang penting diapalkan, dibaca trus dapat pahala, padahal belum ngerti maksudnya, apalagi melaksanakan.

6. Bila kita sudah percaya dan meyakini bahwa Al Qur'an tempat sejatinya di dalam hati, lalu sudahkah dikaji makna batiniyah atau makna yang tersirat di dalamnya?

Respon peserta. Dengan menempatkan Al Qur'an yang isinya pembelajaran menuju kebenaran, maka segala yang akan kita lakukan atau yang dibicarakan pasti dituntun menuju kebenaran.


Makna batiniyah, atau makna yang tersirat, atau makna yang tersembunyi di dalamnya, adalah kebenaran yang tidak bisa diingkari lagi bahwa setiap diri manusia apapun warna kulit dan bahasanya, apapun suku bangsa dan bangsanya, terdapat di dalamnya 30 jus surat -- surat yang terdiri dari 6.666 ayat -- ayat dari Al Qur'an. Lalu, bagaimana cara menempatkan Al Qur'an di dalam hati? Ya nanti kalau belum dho ngantuk, atau kita buat pertemuan rutin lain waktu. OK?

7. Al Qur'an itu apa? Silahkan dibaca a.l. surat Al Baqarah ayat 2; surat Luqman ayat 2 dan 3. Surat Al Baqarah ayat 2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, surat Luqman ayat 2. Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmat, surat Luqman ayat 3. menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan,

8. Sudah yakin bukan, bahwa Al Qur'an adalah petunjuk dan atau perintah Allah? Petunjuk dan atau perintah Allah itu sifatnya abstrak, jadi bisa ditempatkan di dalam hati. Dengan demikian Al Qur'an yang sejati, tidak mungkin dapat: terjadi salah cetak, dibakar orang, dirobek orang, untuk bungkus barang, untuk membuat terompet, dan lain - lain.

Bila sudah mengerti akan hal tersebut, kita ya tidak usah ikut -- ikutan orang, kayak kejadian beberapa tahun yang lalu. Ada tulisan Arab berbunyi bismillahirrohmanirrohim pada undangan tergeletak di tanah, lalu diambil diciumi dan ditempel -- tempelkan di jidat. Dengan gampangnya orang mengatakan melecehkan Islam, gara -- gara ada orang membuat terompet dari limbah percetakan yang bertuliskan dengan huruf Arab. Coba dibayangkan: Percetakan di Arab Saudi sana, limbahnya mesti bertuliskan huruf Arab semua; Dan orang Arab yang beragama Kristen/ Katolik kalau ngomong ya mesti pakai bahasa Arab, kalau nulis ya mesti menggunakan huruf Arab, mosok njuk arep nganggo huruf Jowo.

9. Mengapa Al Qur'an diturunkan, dengan bahasa Arab?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun