Mohon tunggu...
Ardi Bagus Prasetyo
Ardi Bagus Prasetyo Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Guru Muda, ASN, lulusan Universitas Mulawarman tahun 2020, Pendidikan, Biografi, sepakbola, E-sport, Teknologi, Politik, dan sejarah Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Pacaran Siswa/i SMP, Apa Penyebabnya?

23 November 2022   07:00 Diperbarui: 23 November 2022   09:59 2059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini menjadi faktor utama mengapa trend pacaran kerap menggandrungi para remaja khususnya mereka yang berusia sekolah. Padahal jika kita telah memahami dan memelajari esensi dari pemahaman tentang agama. Bagaimanapun sebagai orang tua kita harus selalu memberikan pengarahan tentang agama terkait larangan berinteraksi dengan lawan jenis bukan mahrom dalam hal ini "pacaran" agar tak mendatangkan dampak negatif bagi masyarakat khususnya para remaja.

Faktor Gadget dan Digitalisasi

Faktor gadget nampaknya memang layak untuk dijadikan alasan mengapa anak usia SMP sudah berani untuk mengikuti trend pacaran di sekolah. Kemudahan berinteraksi dan berkomunikasi melalui layar ponsel telah banyak menghadirkan ragam dampak positif maupun negatif bagi anak-anak kita.

Salah satu yang paling menonjol adalah kehadiran konten-konten dewasa atau tayangan-tayangan film romantis atau anime yang membuat banyak remaja menjadi tersugesti untuk mengikuti trend tersebut. Belum lagi tayangan-tayangan tersebut memang tak sepenuhnya mendapatkan filterasi dari pihak-pihak yang mengatur masuknya konten pantas atau konten tidak pantas di media digital.

Jika anak sudah berani mencoba trend di media sosial atau tayangan digital tentang hal negatif salah satunya trend pacaran, maka bersiaplah sebagai orang tua untuk senantiasa mengawasi.

Lemahnya pengawasan dan cenderung Abai?

"Silakan kamu pacaran tapi ingat kamu harus mengenal batasan". Pernah tidak anda mendengar ucapan tersebut? Jika pernah, mohon jangan diucapkan lagi saat anak-anak kita masih berusia remaja SMP atau SMA. Secara tidak langsung kalimat tersebut justru akan memberikan lampu hijau atau pembolehan agar anak pacaran saja. Ada dampak yang membahayakan jika anak remaja usia SMP sudah diperbolehkan untuk berpacaran.

Misalnya si anak akan mudah memiliki rasa ketergantungan terhadap orang lain dalam hal pemberian perhatian atau bahkan pemberian lainnya berupa barang.

Padahal usia seperti itu, adalah usia di mana peran orang tua sangat diharapkan dalam memberikan kasih sayang kepada anak. Kedua, anak yang lebih dahulu berani mencoba pacaran akan mengalami peningkatan sikap emosional yang berlebih serta kerap mendapatkan tekanan dari pasangannya.

Dua contoh tersebut, nampaknya telah cukup menjadi alasan mengapa trend pacaran dapat merebak di kalangan siswa SMP akibat dari lemahnya pengawasan orang tua.

Kemudahan Mengakses Konten Ilegal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun