Apakah anda akan melepaskannya pula? Tiba-tiba nona cantik itu berbalik tanya, membikin lawannya tergagap tanpa duga. Mama rumah terdiam sampai tiba di pintu yang terbuka, kembali keduanya bersentuhan.
Ya, aku pikir aku akan melepaskannya.. Akhirnya mama rumah menjawab di ujungnya.
Tak lama langkah perempuan belia itu sudah menyusuri pedestrian dilepas pandangan mata nyonya rumah yang tak lekang, hingga bayang langsing itu menghilang di balik bekas-bekas hujan.
Mereka baru sekali ini saja bersua, namun perempuan baya itu seperti mengenal lekat perempuan  muda bernama Rani itu, selayaknya dirinya sendiri  yang berada didalam diri tamu paginya itu.
***
Selanjutnya hari kembali berjalan dan berganti, pemuda Boi menyusuri hari paginya seperti biasanya. Tidak ada yang berubah karena tidak ada yang perlu dirubah, tidak ada yang perlu lagi diperbedakan. Kau harus berhenti mencampurkannya! Begitu nasehat dokter.
Tetapi pemuda Boi tak bisa memisahkannya, kerna dia harus merawat makam yang saban pagi dilaluinya dan membersihkan papan nisan batunya yang selalu jernih tak pernah kusam, sebilah nisan bertuliskan, terbaring mama tercinta, Rani.