Mohon tunggu...
Band
Band Mohon Tunggu... Supir - Let There Be Love

(PPTBG) Pensiunan Penyanyi The Bee Gees

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Perempuan

30 September 2022   17:48 Diperbarui: 30 September 2022   17:50 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber dari pixabay.com

Mmmm.. pasti saja aku akan segera menghabiskannya! Perempuan muda itu mulai mengunyah sonder basa-basi tanpa henti sampai makanan tak bersisa pula.

Ibu di seberang mejanya hanya memandang mahluk barunya dengan senang, sepertinya dia sudah terikat dekat dengan tamu putri belia ini melampaui batas waktu yang tidak bisa dicernanya.

Jadi kamu yang berpacaran dengan Boi? Akhirnya mama rumah bertanya.
Perempuan jelita itu mengangkat parasnya, juga matanya yang bening. Aku?

Ya, bukankah kamu Rani?
Baiklah. Aku memang pacaran dengan Boi! Apakah ibu berkeberatan? Tanyanya langsung.
Ah, Boi baru mengutarakannya pagi ini! Apakah kau menyukai dia?
Aku? Dia baik, cerdas dan menarik, Boi tidak membosankan. Aku pikir aku menyukainya.
Apakah kau juga menyukaiku? Tanya wanita baya rumah itu menyentak.

Kembali nona indah itu memandang nyonya rumah, terlihat matanyanya berlebih bening seperti genangan air, dia mencoba mencari lebih dalam, melalui gelombang pandangnya.

Ibu? Maaf, aku akan belajar untuk menyukai anda. Jawabnya.
Tentu saja! Kita berdua akan mempelajarinya...

Kedua perempuan selisih generasi itu saling menatap, seperti menemukan satu kesamaan. Tetapi aku sudah memutuskan... sambung tamu langsing itu. Sang nyonya terlihat sabar tampak di parasnya.

Aku akan keluar dari dari Boi!
Apakah kau mencintainya?
Aku pikir begitu..namun.. aku pikir aku akan melepaskannya...
Ya, mama pikir begitu, kau mesti membiarkannya...

Wanita wibawa dan wanita jelita itu terdiam, seperti membiarkan suara halus hujan melalui diantara mereka, air turun yang terlihat melalui kaca jendela living room seakan bersetuju membiarkan kediaman dua perempuan itu.
Gadis Jelita pun berdiri dan mengucapkan mohon diri, matanya mengerling hujan yang sudah terlihat mulai sedikit.

Baiklah, aku akan pergi! Lalu dia mendekat dan mendekap nyonya di hadapannya, sementara mama berumur itu membalasnya erat seperti tak hendak melepaskannya. Dia seperti memeluk dirinya sendiri.

Lalu perempuan elok itu melangkah menuju pintu kayu depan, sementara nyonya mengikutinya rekat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun