Mohon tunggu...
Bambang Syairudin
Bambang Syairudin Mohon Tunggu... Dosen - Bams sedang berikhtiar untuk menayangkan SATU per SATU PUISI dari SEMBILAN rincian PUISI tentang ADA. Semoga bermanfaat. 🙏🙏

========================================== Bambang Syairudin (Bams), Dosen ITS ========================================== Kilas Balik 2023, Alhamdulillah Peringkat # 1 ========================================== Puji TUHAN atas IDE yang Engkau alirkan DERAS ==========================================

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekelebat Cerpen: Bertemu dengan Diri Sendiri (8)

28 Desember 2023   08:03 Diperbarui: 28 Desember 2023   08:14 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi merupakan dokumen karya pribadi (Karya Bambang Syairudin) 

Sekelebat Cerpen | Bertemu dengan Diri Sendiri (8)

Sesaat sembari beristirahat, Trimo mencoba menghembus-hembuskan udara dari mulutnya. Ia tiupkan pada kedua telapak tangannya dan didekatkan pada hidungnya. Ia ulangi berkali-kali. Ia ulangi membaui. Ia ingin tahu apakah udara yang keluar dari mulutnya bau wangi ataukah bau busuknya diri. Kemudian ia mencoba mengaitkan dengan kata-kata yang pernah ia ucapkan baik melalui mulutnya ataupun yang masih di dalam hatinya, adakah kata-kata buruk yang pernah menyakitkan atau menyinggung perasaan lainnya. Perenungan Trimo belum selesai karena ia harus melanjutkan kerja serabutan yang telah dipercayakan agar dalam sehari ini selesai. Sementara masih luas pekarangan yang masih harus ia bersihkan dan rapikan. Pemberi pekerjaan itu bernama Pak Urip. Kata orang, rumahnya banyak di mana-mana, koleksi tanahnya juga banyak di mana-mana.

" Mas Trimo, kalau mau bisa bekerja di sini, atau bisa pilih di kota mana yang mas Trimo sukai. Kebetulan saya ada beberapa rumah, " sambil menyebutkan nama-nama kota tempat rumah Pak Urip berada.
" Sebelumnya terima kasih Pak Urip atas kebaikannya. Tapi maaf saya hanya sebentar di sini karena besok harus melanjutkan perjalanan lagi".
" Oh ya tidak apa-apa Mas Trimo, nanti kalau dalam perjalanan sempat mampir di kota yang telah saya sebutkan tadi, Mas Trimo bisa langsung kerjakan seperti pekerjaan yang di sini, " sambil memberikan upah dan bawaan yang diwadahi tas kresek kepada Trimo.

Trimo agak kaget setelah berhenti dalam perjalanannya mampir warung untuk mengisi perutnya. Kaget karena upah yang diberikan Pak Urip sangat banyak, jauh melebihi dari yang biasanya ia terima kalau bekerja serabutan sehari. Belum lagi isi tas kresek yang diberikan oleh Pak Urip ini yaitu beberapa baju baru dan celana yang lengkap dengan sarung dan sajadah yang juga masih baru (istilahnya masih bau toko).

Di warung, usai makan dan minum, Trimo juga mencoba menghembus-hembuskan udara dari mulutnya. Ia tiupkan pada kedua telapak tangannya dan didekatkan pada hidungnya. Ia ulangi berkali-kali. Ia ulangi membaui. Ia ingin tahu apakah udara yang keluar dari mulutnya bau wangi ataukah bau busuknya diri, ataukah bau dari makanan yang telah dimakannya tadi.

Rupanya, Trimo belum selesai dengan rasa penasarannya setelah bertemu dengan mulutnya yang sejati, dan ia benar-benar ingin tahu apakah mulutnya ini mulut yang baik yang tak pernah menyakitkan hati orang lain.

(bertemu dengan diri sendiri (8),  2023)

Sekelebat cerpen ini dirangkai dengan cara singkat dan sangat sederhana untuk menceritakan tentang Bertemu dengan Diri Sendiri (8). Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun