Mohon tunggu...
Bambang Subroto
Bambang Subroto Mohon Tunggu... Lainnya - Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Pensiunan Badan Usaha Milik Negara, alumni Fakultas Sosial & Politik UGM tahun 1977. Hobi antara lain menulis. Pernah menulis antara lain 2 judul buku, yang diterbitkan oleh kelompok Gramedia : Elexmedia Komputindo. Juga senang menulis puisi Haiku/Senryu di Instagram.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Tahan Saksikan Luka

23 April 2022   20:16 Diperbarui: 23 April 2022   20:19 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo berjudul " No more pain" karya Pierre Botte  -  Bersumber dari twitter Pierre Botte

Jalan pun merekah. Membuat jarak yang renggang. Seberang dengan seberang tak saling menenggang. 

Jika itu luka hati, pasti terasa pedih sekali. Lalu muncullah nasihat untuk bersabar "drana". Sejenis perilaku super sabar, yang rela meluangkan waktu, pikiran, dan perasaan demi kebaikan pihak lain.

Sabar dipercaya merekatkan kembali luka menganga. Luka dalam atau luka luar, sama-sama melibatkan kepedihan rasa.

Perikemanusian wajib adil dan beradab. Terlatih karena kebiasaan, terdorong mengasah kepekaan. Kanak-kanak mampu melakukan itu. Tak tega terhadap ketidaksempurnaan, lalu berbuat kebaikan.

Walau belum begitu paham, mereka menjadi saksi perilaku sehari-hari. Kesabaran masih sering dinistakan. "Sabar kang dianggep asor, bisa dadi sumbering kanepson". Kesabaran yang dinistakan, bisa jadi penyebab kemarahan.

Kanak-kanak tak paham inu, tetapi justru mempraktikkannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun