Mohon tunggu...
Bambang Suwarno
Bambang Suwarno Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Mencintai Tuhan & sesama. Salah satunya lewat untaian kata-kata.

Pendeta Gereja Baptis Indonesia - Palangkaraya Alamat Rumah: Jl. Raden Saleh III /02, Palangkaraya No. HP = 081349180040

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anna Karenina, Teolog Cantikku (3-Tamat)

10 September 2020   10:54 Diperbarui: 10 September 2020   10:52 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebelum semua anaknya berumah tangga, tugas parenting belumlah purna. Begitulah anggapan sebagian para orang tua sepuh. Dan sebelum tugas keorangtuaan itu tuntas, kebanggaan mereka pun belumlah paripurna.

Setidaknya, itulah yang dirasakan oleh ayah dan bundaku saat ini. Sehingga tak jemu-jemunya mereka mendesakku untuk segera menikah. Sesungguhnya aku sudah pernah katakan pada beliau, bahwa aku sudah sangat siap. Bahkan aku sudah seperti "kebelet banget" menikahi Anna Karenina. Namun, dianya yang belum siap. Katanya, masih menunggu waktu terbaiknya.

"Bagaimana kalau aku dan bundamu yang nemuinya? Atau Anna yang kamu ajak ke sini?" tanya ayahku.

"Maksudnya kados pundi, Yah?"

"Ya untuk diskusikan niatmu memperistrinya itu!"

"Matur suwun Ayah! Sudah dua kali saya sampaikan niat saya itu kepadanya. Jawabannya, ia tidak menolaknya. Namun, secara eksplisit dia memang belum menerima saya. Mungkin cuma soal waktu saja, Yah! Maksud saya, setelah Anna nanti secara gamblang menerima saya. Artinya, dia pun juga cintai saya. Maka ayah dan bunda, baru saya antar ke sana untuk melamarnya....."


"Itu bagus! Namun, kalau aku dan bundamu ke sana, apa itu tidak lebih bagus lagi, Dit? Bukankah itu akan lebih yakinkan dirinya?"

"Mestinya ya begitu, Yah. Namun, menurut saya, itu juga riskan banget! Kalau diterima, mboten masalah. Kulo remen sanget! Tapi kalau enggak diterima? Yang kecewa bukan hanya saya, tapi Panjenengan berdua ikut malu juga."

***

Cinta telah benar-benar memenjarakanku! Waktu dan pikiranku, seminggu ini, seolah telah dirampasnya semuanya. Sampai hampir-hampir aku tak mampu bernuat lain, kecuali memikirkannya saja.

"Oh ya, aku jadi ingat saran Hari tempo hari. Bahwa aku harus sudah mulai mendiskusikan dengannya tentang rencana pembaptisanku. Karena bagaimana pun, Anna pasti ingin memastikan otentisitas kekristenanku. Sebab itu, aku harus secepatnya ke rumahnya!" tekadku pada diriku sendiri.

Maka tanpa buang-buang waktu, malamnya, tanpa janjian terlebih dahulu aku meluncur ke rumahnya. Dan rupanya kedatanganku cukup mengagetkannya.

"Wah maaf ya, aku masih seperti ini! Habis gak beritahu dulu sih..." Anna agak kikuk. Karena ketika membukakan pintu buatku, ia masih pakai celana pendek dan tank top. Namun, dia malah nampak lebih elok, natural dan menarik banget.

"Boleh enggak, kita ngobrol malam ini?"

"Ngobrol apa dulu? Soal yang serius apa tidak?"

"Sangat serius banget! Ini soal rencana pembaptisanku...."

"Wow....! Bener? Memang udah siap dibaptis?" tanyanya bergairah banget.

"Tak hanya siap, tapi aku sudah madep, manteb dan manetep.....!"

"Terus terang aku surprise dan bahagia banget! Tapi bagaimana kalau ini kita diskusikan besok saja? Soalnya sekarang aku lagi pengin santai dulu. Dan Sampean gak perlu buru-buru pulang. Temenin aja aku santai sekarang....."

Ternyata yang dimaksud santai itu, malam ini ia ingin nonton bola di televisi. Ternyata dia  seorang pecinta bola juga. Bahkan adalah fans fanatik Timnas Indonesia. Ia jarang sekali nonton pertandingan-pertandingan Liga 1. Liga-liga Eropa pun, Anna hanya sesekali saja menontonnya.

Akan tetapi, kalau sudah Tim Garuda (level umur berapa pun) yang main, dia tak pernah absen menontonnya. Dan malam ini, dia tampak excited banget menunggu kiprah lanjutan Timnas U-19 pada International Friendly Tournament di Kroasia. Apalagi Witan Sulaiman Cs malam ini, akan melawan kesebelasan muda tuan rumah Kroasia.

"Sampean tahu enggak? Setiap kali ngelihat pahlawan-pahlawan bola kita itu beraksi, ada rasa nasionalime dan patriotisme yang meluap di dadaku. Walau toh sering kecewa juga...."

"Ngapain kecewa?" tanyaku.

"Sebab lebih sering kalahnya, ketimbang menangnya. Namun meski begitu, kutetep cinta Garuda!"

Karena aku senang juga nonton Garuda Muda berlaga, maka ajakannya untuk nonton bareng kusambut dengan antusias juga. Apa pun aktifitasnya, berduaan dengannya selalu membahagiakan.

Sambil menunggu waktu kick off laga tersebut, kami terlibat diskusi kecil tentang sepakbola tanah air. Tentang PSSI sekarang dan persiapannya sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 tahun depan. Tentang keseriusan pemerintah RI yang mendukung penuh bagi suksesnya penyelenggaran perhelatan bola dunia itu.

"Pendeknya Pak Jokowi top! Dan Pak Menpora hebat! Baru pada rezim ini lho, yang peduli banget pada sepakbola. Mudahan PSSI bener-bener all out menyiapkan Garuda Muda kita. Hingga bukan saja sukses dalam penyelenggaraannya, tapi sukses pada prestasinya juga." Komentarnya.

"Namun, kulihat Moch. Iriawan sebagai Ketum PSSI pun sangat bersemangat, proaktif dan total banget, kok. Apalagi ditambah gemblengan Shin Tae-yong yang spartan itu. Pada waktunya, kita pasti akan melihat progresnya." Tambahnya lagi.

"Sayang sekali, ada seorang expert manajemen bola yang mengundurkan diri. Padahal tenaganya dibutuhkan banget bagi persiapan Piala Dunia U-20 tahun depan..." kataku.

"Siapa dia?"

"Siapa lagi kalau bukan Ratu Tisha Destria, mantan Sekjen PSSI. Dia itu satu-satunya orang Indonesia penyandang FIFA Master. Cewek lagi! Sayang banget, 'kan?"

"Sayang pada kompetensinya atau pada kecantikannya?" kejarnya.

"Ya...ya....sayang dua-duanya....dong!" godaku untuk memancing kecemburuannya.

Sayang sekali juga, hasil nobarku bersama Anna tidak berujung sukacita. Karena seperti yang telah diprediksi oleh banyak pihak, David Maulana dkk harus menelan kekalahan telak lagi. Semoga bangsa ini bisa memakluminya. Sebab bagaimana pun, Kroasia itu peringkat 6 FIFA, sedang Indonesia peringkat 173.

"Hasilnya memang masih jeblok, tetapi ada peningkatan permainan dari Timnas U-19 kita.  Mereka memang masih sedang terus berproses. Kita doakan saja, agar kelak Garuda Muda Indonesia bisa lebih tinggi mengepakkan sayapnya."

***

Seperti janjinya kemarin, petang ini Anna Karenina siap menerima kedatanganku kembali. Bukan untuk sepakbola, tapi untuk membicarakan tentang rencana pembaptisanku. Itu sebabnya, begitu aku sampai di rumahnya, segera saja kami masuk ke topik itu.

Kukatakan kepadanya, bahwa setelah dua bulan melahap semua materi kursus privat teologi darinya, aku bisa memahami poin-poin pentingnya. Dan sekarang, aku telah siap dibaptiskan. Namun karena alasan psikologis, aku minta untuk dibaptiskan di kota yang lain saja.

"Itu mah gampang!" responsnya. "Karena aku kenal baik dengan beberapa pendeta di kota lain. Nanti aku bisa berikan rekomendasinya. Untuk hal-hal teknis lainnya bisa segera kudiskusikan. Namun, masalah krusialnya sebenernya bukan soal itu. Tetapi apakah Sampean sudah bener-bener percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi Sampean?"

"Ya aku sudah percaya kepada-Nya, dan siap menjadi pengikut-Nya. Tentu saja pengertianku tentang Dia masih amat terbatas. Tapi aku mau terus belajar serius untuk makin mengenal-Nya. Karenanya, aku minta kepadamu untuk mau terus menjadi teolog pribadiku..."

"Baik, tapi sebelumnya aku mau tahu, apa alasan utama mau terima Yesus sebagai Juruselamat pribadi Sampean?"

"Karena memang Dialah Sang Juruselamat yang datang dari surga untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka. Bukankah itu yang diamanatkan oleh malaikat Jibril kepada Yusuf dalam Matius 1:21? Dan Dialah Anak Domba Allah, Sang Penghapus Dosa dunia (Yohanes 1:29)."

"Sementara aku tak mampu menghapus dosaku sendiri. Tak sanggup selamatkan diriku sendiri dari kebinasaan kekal. Dan sama sekali tak becus masuk surga dengan kekuatanku sendiri. Sedangkan hanya Dia satu-satunya jalan untuk sampai kepada Bapa di surga (Yohanes 14:6). Maka dengan dengan bulat hati, aku percaya dan mempercayakan diriku selamanya kepada-Nya."

Mendengar statement of faith-ku tersebut, Anna Karenina langsung bangkit menghambur mendekatiku.

"Kuminta Murid Nakal berdiri!" perintahnya kepadaku. Aku pun mematuhinya.

"Selamat ya menjadi murid Kristus! Mulai sekarang, predikat Murid Nakal kuganti jadi Murid Terkasih. Dan sebagai Guru Cantik, aku mau beri hadiah kepada Murid Terkasihnya. Silahkan memejamkan mata sejenak!" pintanya.

Begitu aku memejamkan mataku, di luar dugaanku, tiba-tiba saja Anna mencipika-cipikiku. Meski kami berdua pakai masker, tapi cipika-cipiki perdananya padaku itu, amat sangat menggemetarkan sekujur jiwa ragaku.

"Mau hadiah yang lain lagi?" tawarnya.

"Ya, mau banget dong!" jawabku penuh pengharapan.

Ternyata hadiahnya ia mengajakku makan malam berdua di luar. Aku diminta memilih sendiri restonya. Namun, kali ini Anna yang mentraktirnya.

Harap dunia tahu, bahwa sepanjang sejarah hidupku, inilah makan malamku yang paling membahagiakan. Dan kebahagiaan itu kian memuncak, ketika setelah makan malam, ia mencipika-cipikiku kembali. Lalu dengan manja ia bisikkan ke telingaku: "Aku cinta kamu! Aku telah siap! Kapan kamu membawaku dalam pemberkatan nikah kita di gereja?"

Wow....!!! Aku speechless....bahagia banget!!!

===(Tamat)===

Bambang Suwarno-Palangkaraya, 10 September 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun