Tapi dugaan Wiwiek memang tak bisa diabaikan begitu saja. Karena beberapa waktu lalu, suaminya pernah mewacanakan akan menginvestasikan sebagian dana tabungannya. Cuma dengan siapa dan bagaimana prosedur, mekanisme dan kalkulasinya; itu yang belum dijelaskan.
"Ya mudahan dugaanku itu salah, Mi. Tapi kalau benar, ya kasihan banget. Ratusan orang-orang sehat sampai bisa ketipu oleh orang yang sakit....." ujar Wiwiek.
"Apa? Toto dan Fanni itu sedang sakit?"
"Iya! Ada yang sinyalir, pasangan penipu (bukan suami istri) itu, sedang mengidap sakit gangguan jiwa. Semacam gangguan waham. Skizofrenia paranoid, gangguan kepribadian skizotipal. Atau bipolar."
"Sakit jiwa apaan tuh....?"
"Gangguan kepribadian skizotipal itu, karena penderitanya sering mengaitkan sesuatu dengan hal-hal mistis. Bahkan terkadang si pengidap gangguan kepribadian tersebut, juga memiliki keyakinan tertentu bahwa mereka adalah titisan atau utusan dari kekuatan yang lebih besar."
"Kalau gangguan bipolar?"
"Gangguan tersebut sering terjadi pada seseorang yang alami waham kebesaran. Karena mereka merasa sangat hebat, kuat dan bersemangat."
"Kalau zaman dulu, mungkin saja pengidapnya sudah disebut sebagai wong gendheng atau wong edan." Batin Marni. Lalu ia berdoa pada Gusti Allahnya, agar suaminya tak sampai ikut-ikutan jadi gendheng.
***
Malam ini, kegalauan Marni makin menjadi-jadi. Detak jantungnya menghebat dan menggemuruh. Keringat dingin berlelehan di sekujur wajahnya yang kuyu. Pasalnya, ketika ia melihat buku tabungan Wardoyo di laci almarinya, ternyata saldonya tinggal sedikit sekali.