"Iuran apaan dan posisi apaan, Wiek?"
"Mau menteri, apa gubernur apa bupati saja?"
"Aku bener nggak ngerti! Ngomong yang jelas, dong!" Marni agak kesel.
"Tapi ku terjatuh dari kursi goyang," tiba-tiba Wiwiek berdiri seraya menyanyikan lagu itu. "Kiranya ku mimpi uhhh sebel.....jadi ratu sejagat semalam...."
"Lho, kok kamu malah nyanyi lagu itu?"
"Jangan marah ya! Jangan-jangan  bojomu itu, sedang ikut-ikutan mimpi jadi ratu sejagat..."
"Maksudmu, jadi pengikutnya Toto Santoso dan Fanni Aminadia yang Ratu Keraton Agung Sejagat fiktif itu?"
"Boleh jadi Mas Wardoyo sudah ketipu. Bahkan bisa saja, dia juga sudah bayar iuran sekian puluh juta rupiah. Terus karena tahu ketipu, dia malu pulang......." terka sohibnya.
"Masak bojoku sebodoh itu? Dia itu orang yang sangat ketat dalam pengeluaran keuangannya. Dan yang jelas, dia tak pernah cerita apa pun tentang hal itu padaku....."
"Mungkin setelah resmi jadi menterinya. Atau gubernur atau pejabat tingginya, baru ngomong padamu, Mi. Atau setelah terima gajiannya yang janjinya berbentuk dolar itu...."
Sumarni hanya angguk-anggukkan kepalanya yang memang telah puyeng. Benarkah Wardoyo telah menjadi korban halusinasi si raja dan ratu fiktif itu?Â