"Jadi kayak orang miskin kita kalau tabung di reksadana ya?"Â
"Itulah yang salah persepsinya, Bang. Orang selalu lihat ke atas tanpa mau menoleh ke bawah. Reksadana justru membantu orang-orang seperti kita tanpa berisiko tinggi. Tabung sedikit lama-lama besar juga. Tanpa ada kerugian jika terjadi fluktuasi!"
Kami sama-sama menyeruput kopi manis...
"Beda dengan saham, Bang,"
"Apa bedanya? Dari dulu mau tahu cara main saham biar cepat kaya!"Â
"Saham di bagian pertama dan jadi poin penting adalah risiko untung-rugi"
Saya mengerutkan kening.Â
"Saya kasih contoh, Bang. Misalnya ada sebuah perusahaan buka saham seharga Rp500 perlembar. Kita tertarik sekali bukan untuk membelinya dalam jumlah banyak karena nominal yang sedikit,"
"Tentu,"
"Nah, itu dia masalahnya. Kalau kita telaah lagi, ada 2 kemungkinan perusahaan tersebut membuka harga murah. Pertama memang sedang 'diskon' sebelum dinaikkan harganya lagi, dengan demikian nilai jual beli saham perusahaan tersebut akan meningkat. Kedua karena 'bangkrut' jadinya mereka jual murah. Bisa jadi, beberapa menit kemudian sudah turun harga menjadi Rp100 perlembar, atau bisa Rp0 perlembar jika lembar-lembar saham mereka sudah habis,"
"Kita dapat apa?"