"Ya nggak dapat apa-apa. Perusahaan tersebut jual murah untuk menutupi kerugian, sementara kita nggak bisa menjual lagi saham-saham tersebut, bahkan nahasnya bisa tidak tersedia lagi di bursa saham karena sudah 'bangkrut' itu  tadi,"
"Gagal dong jadi kaya!"
"Maka itu, kalau mau main saham harus punya ilmu dan trik. Orang-orang main saham sadar betul akan risiko, mereka main saham bukan dari tabungan utama keluarga. Mereka pakai dari tabungan lain agar rumah tangga mereka aman-aman saja. Saham itu risikonya besar sekali. Dalam sehari bisa naik turun kayak tangga harganya,"Â
"Oh, pantas. Kemarin ada kawan yang sampai depresi kehilangan Rp30 juta dari saham,"
"Itu karena asal beli dan tidak bertanya, atau ditipu agen saham,"
"Ada agen juga?"
"Adalah. Mereka itu kayak poin tadi. Ada perusahaan yang hampir bangkrut, kemudian mereka carai agen untuk menjual saham-saham itu. Masuklah mereka ke grup-grup pembeli saham. Orang awam akan tergiur, orang profesional tentu saja tidak mau. Kawan itu berarti setengah profesional sampai tergiur dan kehilangan uang segitu banyak. Soalnya, orang main saham itu nggak beli di satu perusahaan saja, beli di banyak. 10 lembar di sini, 15 lembar di sana, dan seterusnya. Nah, dari sini nanti akan kelihatan mana yang untung dan buntung!"Â
"Pilih mana ya kira-kira?"
"Keduanya ada keunggulan dan kekurangan,"
"Tinggal?"
"Kita pasang strategi yang tepat untuk kaya raya itu tadi!"