Mohon tunggu...
Bai Ruindra
Bai Ruindra Mohon Tunggu... Guru Blogger

Teacher Blogger and Gadget Reviewer | Penulis Fiksi dan Penggemar Drama Korea | Pemenang Writingthon Asian Games 2018 oleh Kominfo dan Bitread | http://www.bairuindra.com/ | Kerjasama: bairuindra@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Hah? Kok Saldo Sudah Segini Saja di Tanggal Satu

8 Oktober 2025   07:00 Diperbarui: 6 Oktober 2025   16:30 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Chat GPT)

Terkejut?

Saya pun. 

Iyalah. Siapa yang nggak terkejut jika bukan banking hanya ada nominal yang tidak bisa ditarik alias biaya buka buku tabungan! 

Salah siapa coba? 

Anda sendiri yang coba-coba main api di tanggal 1 lalu percikannya terasa sampai akhir bulan. 

Ada banyak orang yang gemar menghabiskan setengah atau bahkan semua gaji di awal bulan, dan berharap ada 'pemasukan' lain di tanggal-tanggal tertentu. Namun mereka lupa satu hal, perencanaan keuangan. 

Bahagia Itu...

Kalau Anda sadar betul bahwa tiap pemasukan itu ada tempat-tempat khusus yang harus diisi. Mau bahagia hari ini tentu saja menabung. Mau bahagia esok, ya investasi. Esoknya lagi, investasi lagi. Setahun kemudian, investasi juga. 10 tahun lagi, tentu saja investasi karena rumah nggak mungkin berdiri sendiri, mobil nggak mungkin masuk garasi sendiri. 

Ada kalanya kita memang dituntut untuk tahan makan 'enak' untuk tertawa kemudian. Toh, makan ikan asin hari ini juga nggak akan membuat kurus karena ada ikan asin yang harganya jutaan rupiah. 

Heran bukan?

Jangan pernah mengeluh dan melihat selalu ke sisi yang 'rendahan' dari diri kita. 

Hal terkecil, ikan asin itu tadi. Sebagian orang masih menganggap bahwa ikan asin adalah kelas teri. Padahal di pasar-pasan tertentu, ikan asin dijual puluhan juta. 

Bahagia itu sangatlah fluktuatif. Tertentu arah mata angin, eh, arah tabungan ke kurang atau tambah. Kalau orang yang suka menghabiskan uang, makan ikan asin jutaan tiap hari nggak masalah. Bagi orang yang berhemat, makan ikan asin seribu rupiah satu ons masih memikirkan berulangkali. 

See? 

Kita - terkadang- terlalu menafikan hal-hal yang sepele. Di dekat ketiak sendiri saja lupa dilihat. Di pandangan 100 meter langsung terlihat indah dan wanginya tercium. Cermin itu kamuflase. Begitu juga kehidupan sebenarnya.

Mau bahagia, coba dulu hal ini. 

Rencana Keuangan Sekarang Bukan Nanti

Tujuan kita cuma satu; masa depan!

Mau masa depan berirama dengan syahdu maka investasi adalah pilihan yang tepat. Kenapa orang-orang kaya di dunia makin kaya karena mereka berinvestasi pada saham, barang (emas, permata, berlian), dan properti. Bukan pada uang yang ditabung di bank. 

Emas sepuluh tahun lalu.

Saham seminggu lalu.

Properti kemarin. 

Sangat berbeda bukan harganya? 

Itulah mengapa orang kaya makin kaya karena mereka paham betul cara 'menanamkan' uang di sudut mana. Saat membeli emas - misalnya - 10 gram sepuluh tahun lalu, harganya tentu berbeda dengan hari ini. Harga hari ini adalah Rp.22,049,988 (logammulia.com). Bisa dibayangkan jika 'orang-orang kaya' itu membeli emas dalam jumlah banyak 10 tahun lalu. Hitung-hitung berapa keuntungan mereka!

Sisi lain, harga tanah hari ini berapa? Di pusat kota bisa berkali-kali lipat harganya dari 10 tahun lalu. 

Kaya. Kaya. Kaya!

Itulah mereka yang pandai mengatur keuangan. 

Kita? 

Cuma mampu mengkhayal saja, jika tak pandai merencanakan keuangan. 

Maka, mulailah dari hal-hal kecil itu!

Tabungan dan Investasi

Orang kaya nggak punya tabungan? Ya nggak mungkin - mereka mau makan apa?

Orang kaya nggak berinvestasi? Ya mustahil, bagaimana mungkin mereka bisa kaya raya?

Tabungan dan investasi adalah dua hal yang terpisah. Tabungan bisa ditarik kapan saja. Investasi untuk jangka panjang. 

Kita perlu menabung dalam bentuk 'tabungan' karena keseharian butuh uang. Kita perlu berinvestasi karena masa depan terus berbenah. 

Tabungan yang kita punya untuk memenuhi kebutuhan harian. Cara mengelola tabungan ini kembali kepada sisi 'pemborosan' dari diri kita sendiri. Ada orang yang menghabiskan tabungan dalam sekejap mata. Ada pula orang yang menghabiskan tabungan sampai 10 tahun. 

Orang yang menghabiskan tabungan sekejap mata itu; apa-apa beli, datang sales jual produk diskon 30% (padahal sudah dinaikkan harga terlebih dahulu) itu juga beli, market place cuci gudang beli dalam jumlah banyak, diskon tiket pesawat nggak mau ketinggalan. Lalu, apa yang nggak dibeli?

Orang yang menghabiskan tabungan sampai 10 tahun tentu saja memikirkan ribuan kali hanya untuk mengganti handphone dari seri setahun lalu ke seri hari ini yang katanya kameranya paling bagus. Belum lagi hal-hal kecil, misalnya nggak akan keluar tiap malam Minggu karena sebulan sekali healing juga nggak akan membuat stres. 

Anda, dan saya, ada di posisi mana? 

Jauhi Nominal dan Disiplin

Ada orang bilang, tiap bulan harus segini untuk ditabung dan segini untuk investasi. 

Saya tidak demikian. Kami tidak menentukan jumlah nominal untuk tabungan dan investasi. Minimal itu sama sekali tidak ditulis tetapi diingat-ingat saja. Simpel tetapi bermakna. Karena di awal bulan sudah 'mentransfer' sejumlah dana ke 'buku' tabungan dan investasi. Nah, di akhir bulan jika masih ada 'sisa' dari uang jajan itu akan dikirim juga ke dua buku tersebut. Bahkan, di pertengahan bulan saat ada rezeki entah dari mana, juga akan masuk ke tabungan dan investasi. 

Asalkan disiplin berapapun nominal yang ditabung dan diinvestasikan akan menjadi kebiasaan. 

Nah, kebiasaan ini yang tidak dimiliki orang semua orang. Sekali saja tidak 'menabung' maka esoknya juga akan pura-pura lupa. Sampai akhirnya lupa-lupa terus, dan lupa-lupa ingat. 

Kedisiplinan dalam hal perencanaan keuangan adalah rahasia yang tidak tertulis. Kata kunci ini wajib Anda miliki untuk mengubah persepsi 'malas' dalam menabung. Ada orang yang duduk di warung kopi, bicara soal investasi tetapi pulang ke rumah langsung ganti mobil baru. 

So?

Nggak ada pengaruh apa-apa bukan. 

Ini bukan soal teori, melainkan soal bagaimana tepat waktu. Teori boleh apa saja. Duit bisa habis kapan saja. Siap atau tidak siap, makin banyak duit makin banyak godaan. 

Anda mau di posisi mana? 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun