Mohon tunggu...
Lio👑
Lio👑 Mohon Tunggu... Mahasiswa

Lily of the valley👑✨

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jeritan Si Bungsu

24 September 2025   12:00 Diperbarui: 24 September 2025   12:00 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jejak air mata semalam terpampang jelas di pipiku

Aku kembali dihantui banyak rasa takut

Aku takut tentang banyak hal yang tak mampu ku utarakan

Kaki ku kembali melangkah dengan kosong

Berulang kali genggaman ku kosong

Diujung sana malaikatku menunggu

Apakah aku bisa berhasil membawa sebuah liontin?

Aku tak kunjung bisa berdiri tegak

Tulang-tulang ku seperti enggan untuk tegak

Jari kakiku menekuk, sungkan menantang jalan

Tanganku terlalu malu untuk menyambut  salam sang tuan

Tanganku terlalu rapuh untuk menggenggam banyaknya harapan

Jeritanku membuat hutan kembali kesal

Jeritanku bahkan dipandang sinis oleh penjaga hutan

Aku hanya ingin meluapkan isi hatiku yang penuh lumpur

Apakah ada yang Sudi menggenggam tangan kecilku tanpa aku minta?

Apakah ada yang sudi menompang badaku kala aku tak mampu bangkit?

Jeritan jeritan si bungsu ini terdengar. Memuakkan

Menyampaikan hal yang terlihat mudah

Aku kesal dengan mata yang sinis itu

Aku kesal dengan nada suara yang meremehkan itu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun