CERITA RAKYAT DESA GUNUNG RAJA KECAMATAN PENUKALÂ
KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Â
(PENAKLUK MUARE SEMAMAT)
KARYA: DEDI DAMHUDI
Â
SINOPSIS
Penantian Arya Gayap, penguasa Sungai Sebagut akhirnya berwujud. Jejaka mungil memecah lelap alam. Bulat bola mata Sang bayi, sendu wajah Sang istri memekar mawar bahagia di hati Arya Gayap. Disematkanlah olehnya nama Madasir pada bayi mungil itu. Bujang elok lagi gagah tumbuh bermekar memikat segala mata. Sungguh elok budi pekerti, sungguh tangguh wadak penampung sukma. Pusaran waktu berjalan pelan, tiba saat taruna membekal diri diperantauan.
Madasir diberi amanah oleh Sang ayah untuk membuka perkampungan baru di hilir sungai Sebagut serta menemukan pasangan hidup. Tentulah Madasir harus mencari pasangan hidup terlebih dahulu agar dapat membuat perkampungan dan menjaga anak pianak keturunan. Dalam pengembaraannya menemukan pasangan hidup, sampailah Madasir di nagari nun jauh di sana, nagari Babat Punjung yang dikuasai oleh Puyang Bajau Tujuh. Puyang Bajau Tujuh memiliki seorang putri nan cantik jelita bernama Putri Selasih Kahyangan. Namun dalam usia yang mulai senja Sang Putri belum juga menemukan peraduan. Di nagari Babat Punjung inilah Madasir juga menemukan seorang karib bernama Cik Ming. Pemuda gempal nan periang. Pemandu di tanah baru yang belum pula ada sanak saudara bagi Madasir