Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Biotechnologist and Food Technologist

Konsultan Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan. Penulis Artikel. Berbagi ilmu dengan cara santai. Blog pribadi: https://www.nextgenbiological.com/ Email: cristanto.bagas@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Integrasi Program MBG dengan Kantin Sekolah Merupakan Solusi Terbaik Mengatasi Keracunan Makanan

20 September 2025   10:31 Diperbarui: 20 September 2025   12:58 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makanan sehat | Sumber gambar: Qearl Hu/unsplash

Keamanan pangan lebih baik: dengan standar MBG, makanan tenant ikut diawasi sehingga lebih higienis dan sehat.

  • Sosial lebih harmonis: masyarakat sekitar merasa dilibatkan, bukan disingkirkan. Hubungan sekolah dan komunitas tetap kuat.

  • Siswa mendapat variasi makanan: MBG memberi makanan pokok, tenant menambah pilihan camilan sehat.

  • Pelajaran dari Negara Lain

    Beberapa negara maju menunjukkan bagaimana integrasi ini bisa berhasil. Jepang, misalnya, menjalankan sistem "kyushoku" atau makan siang sekolah yang dikelola langsung oleh sekolah dengan keterlibatan komunitas. Orangtua, guru, bahkan siswa ikut serta dalam persiapan dan penyajian. Hasilnya bukan hanya gizi yang terjamin, tetapi juga tumbuhnya budaya kebersamaan.

    Korea Selatan juga punya pendekatan serupa, di mana sekolah bekerja sama dengan koperasi lokal untuk menyediakan makanan sehat. Model ini memberi ruang bagi masyarakat sekitar untuk tetap berperan, sekaligus menjaga standar kualitas makanan.

    Indonesia bisa belajar dari model ini bahwa keberhasilan program pangan sekolah selalu terkait erat dengan pelibatan komunitas lokal.

    Agar integrasi tenant ke dalam sistem MBG berhasil, beberapa strategi implementasi perlu disiapkan:

    • Pelatihan wajib bagi semua tenant tentang higienitas, manajemen dapur, dan standar gizi.

    • Audit berkala oleh dinas kesehatan untuk memastikan makanan tetap aman.

    • Skema kontrak kerja sama yang adil, sehingga tenant memiliki kepastian peran dan pendapatan.

    • Pengawasan partisipatif di mana siswa, guru, dan orang tua ikut mengawasi kualitas makanan.

    • HALAMAN :
      1. 1
      2. 2
      3. 3
      4. 4
      Mohon tunggu...

      Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
      Lihat Kebijakan Selengkapnya
      Beri Komentar
      Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

      Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
    LAPORKAN KONTEN
    Alasan
    Laporkan Konten
    Laporkan Akun