Mohon tunggu...
Bagas Kurniawan
Bagas Kurniawan Mohon Tunggu... Biotechnologist and Food Technologist

Konsultan Manajemen Mutu dan Keamanan Pangan. Penulis Artikel. Berbagi ilmu dengan cara santai. Blog pribadi: https://www.nextgenbiological.com/ Email: cristanto.bagas@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Inilah Alasan Makanan Anak Umur 3-5 Tahun Cenderung Lebih Manis

16 September 2025   10:02 Diperbarui: 16 September 2025   11:51 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tua dan anaknya sedang menikmati camilan manis | Sumber gambar: Kyle Nieber/unsplash

Penelitian menyebutkan bahwa anak-anak usia sekolah memilih larutan dengan kadar gula dua kali lebih tinggi daripada yang disukai orang dewasa (Mennella, Lukasewycz, Griffith, & Beauchamp, 2011). Hal ini konsisten dengan kebutuhan energi mereka yang lebih besar relatif terhadap ukuran tubuh.

Preferensi terhadap manis adalah bentuk adaptasi untuk bertahan hidup. Di alam, makanan yang manis biasanya aman dan kaya energi, seperti buah atau madu. Sebaliknya, rasa pahit sering diasosiasikan dengan racun tumbuhan.

Karena itu, anak-anak secara naluriah cenderung menolak pahit dan lebih memilih manis. Inilah alasan mengapa obat-obatan anak sering ditambahkan pemanis, agar lebih mudah diterima.

Selain faktor biologis, lingkungan juga berperan. Produk pangan untuk anak memang sering diformulasikan lebih manis, baik untuk menyesuaikan preferensi alami maupun untuk meningkatkan penerimaan produk. Susu formula, sereal, biskuit, hingga vitamin sirup biasanya memiliki rasa manis yang dominan.

Namun, paparan berlebihan terhadap gula tambahan bisa memperkuat preferensi ini dan membentuk kebiasaan makan yang tidak sehat.

Risiko Konsumsi Gula Berlebih

Meskipun manis dibutuhkan, terlalu banyak gula olahan membawa risiko serius, seperti:

  • Obesitas anak: konsumsi gula berlebih meningkatkan risiko kelebihan berat badan.

  • Masalah gigi: karies gigi pada anak banyak disebabkan oleh gula sederhana.

  • Risiko metabolik jangka panjang: pola makan tinggi gula sejak kecil bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 2015) merekomendasikan agar asupan gula tambahan dibatasi maksimal 10% dari total energi harian, bahkan lebih baik jika di bawah 5%.

Penting untuk membedakan antara manis alami dan gula tambahan.

  • HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Healthy Selengkapnya
    Lihat Healthy Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun