Mohon tunggu...
Bachtiar RP
Bachtiar RP Mohon Tunggu... Wiraswasta - kegiatan sehari-hari sebagai guru bimbingan belajar di Ananda Ceria, aktifitas lainnya menulis buku dan artikel.

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sahabat Emas Selamanya

25 Juni 2021   00:58 Diperbarui: 25 Juni 2021   00:58 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Membangun Masa Depan, www.pgg100indonesia.com

Masih terngiang di telingaku akan sumpah serapah, tampaaran dan makian pedas dari bapak. ku lirik kakak dan adik perempuanku pun tampak ketakutan, menyaksikan amarah bapak. Sementara ibu yang melahirkan aku hanya mampu menangisi memintakan maaf dan ampun kepada bapak, Diam dan tunduk hanya itu yang bisa aku lakukan.

Cepat-cepat ku bereskan semua pakaian dan peralatan pribadiku ke dalam ransel kesayanganku. Aku sadar, tidak lama lagi akan ada orang yang mencariku dan itu akan dapat membahayakan orang-orang yang aku sayangi.

 Saat aku keluar, tiba-tiba ibu memelukku, sambil terus menanngis, ia memasukkan amplop dan kantong kecil ke dalam ranselku, "Ton, gunakanlah sebijak mungkin, hanya ini yang bisa ibu berikan, ingat Ton, bapakmu sangat menyangimu, semoga Tuhan melindungimu."

Ku anggukkan kepala dan langsung pergi setengah berlari menuju sepeda motor yang sengaja aku sembunyikan. Seiring azan subuh, cepat-cepat ku tinggalkan kota yang telah melahirkan aku, hanya satu tujuanku Jakarta.

Setelah 8 jam menyusuri jalur pantura, aku pun tiba di Jakarta, kususuri jalan dengan google map menuju rumah Hengky, sahabatku. Sudah 5 tahun lebih kami tak bertemu langsung, facebook menjadi media silahturahmi yang mempertemukan sahabat sejak di masa SMP dulu.

Sesampainya di rumah Hengky, aku hanya di beri kesempatan untuk mandi dan segera diajak pergi menuju ke tempat kerjanya di Jakarta Utara. karena aku tidak tahu mesti kemana lagi, maka mau tidak mau aku pun mengikutinya saja.

"Ton, sementara lu kerja di sini dulu kaya gue, lu juga bisa kok tinggal di sini sementara, sambil nanti cari kos-kosan deket-deket sini. Gue yakin di sini lu bakalan aman. " ucap hengky menenangkan aku.

Aku sadar, nggak akan mungkin Hengky menyembuyikan aku, semetara keadaan keluarganya juga tidak beda jauh dengan kehidupan ku selama ini. Maka, aku hanya bisa mengangguk dan terseyum, "Thank bro! aku benar-benar berterimakasih"

Dan semenjak saat itu aku mulai bekerja menjadi badut di Dufan, Ancol. Keadaan memaksa aku untuk cepat beradaptasi,  selain untuk  bertahan hidup juga ditempat ini aku bisa melupakan peristiwa yang mengakibatkan aku harus pergi meninggalkan kota kelahiranku.

Tidak terasa aku sudah 2 tahun lebih bekerja menjadi badut  di Dufan Ancol. Hingga pada suatu ketika terjadi peristiwa penyerangan seorang tamu di tempatku bekerja oleh sekelompok orang yang dikenal sebagai gerombolan kapak merah.

Awalnya aku tidak memperdulikan peristiwa penyergapan dan penyerangan tersebut. Tapi saat kulihat sahabatku Hengky yang pada awalnya hendak melerai, malah menjadi bulan-bulanan gerombolan tersebut. Aku pun terpaksa terlibat dan ikut berkelahi menyelamatkan sahabatku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun