Tak berapa lama kami pun berhasil mengusir gerombolan kapak merah tersebut, meski harus dengan babak belur. Beberapa orang pun mulai mendekati kami untuk memberikan pertolongan.
Kami bertiga segera ke rumah sakit untuk mengobati luka-luka yang sudah terasa perih, akibat sayatan senjata tajam yang cukup dalam. Kurang lebih 15 menit kami bertiga sudah dalam perawatan dokter. Meskipun dokter menyarakan untuk rawat inap, akhirnya kami bertiga pun memutuskan untuk berobat jalan saja.
Kemudiaan kami bertiga pun saling berkenalan, yang kemudian kami ketahui tamu yang kami bantu tersebut bernama Jason Kusuma Atmaja, seorang putra dari salah satu konglomerat kenamaan di Indonesia.
Tak berapa lama datang beberapa orang yang dengan cepat mengawal Jason untuk segera keluar dari rumah sakit, setelah sebleumnya member kami kartu nama dan segepok uang, sambil berucap, "Terimakasih abang berdua sudah selamatkan saya, mohon diterima. saya akan menemui kalian secepatnya di tempat kalian bekerja, sekali lagi terimakasih."
Setelah Jason pergi, kami pun juga cepat-cepat meninggalkan rumah sakit. Hengky langsung mengusulkan untuk menginap saja dulu di hotel, untuk membersihkan diri sebelum pulang ke rumah. Sesampainya di hotel, Hengky pun langsung menelpon seseorang, "bang, ada kejadian darurat, segera ke hotel Anggrek, tolong bawain aku 2 setel pakaian lengkap ya! ...... aku tunggu di loby"
Sementara Hengkiy mengurus administrasi hotel, aku pun duduk dan mulai memperhatikan situasi dan kondisi di sekitar hotel Anggrek. Kewaspadaan pun mulai kami tingkatkan, mengingat bahwa kami sekarang ini menjadi salah satu orang yang kemungkinan besar akan terus diburu oleh gerombolan kapak merah.
Di loby hotel kami pun duduk dan menunggu kedatangan bang Rudi, sambil menikmati minuman jeruk panas kesukaanku. Ditenngah-tengah asyik kami membeicarakan kejadian tadi sore, kulihat bang Rudi datang bersama Maya, adik bungsunya Hengky.
Dengan cepat Hengky memberikan kode kepada kami semua untuk segera masuk kamar. Tanpa banyak tanya, bang Rudi dan Maya pun mengikuti langkah kami hingga tiba di depan pintu kamar, Kami semua pun langsung masuk ke dalam. Bang Rudi yang sedari tadi diam langsung bertanya, "Kenapa lu-lu pada hah, bikin repot gua aja, ini baju lu. Sekarang siap yang mo cerita sama gue duluan, Hengky apa lu Ton?"
"Gini bang, tadi sore ada tamu di tempat kerjaan kami, yang diserang gerombolan kapak merah. yah, terpakasalah kami beratem menyelamatkan tamu, yang ternyata anaknya konglomerat Bayu Kusuma Atmaja." jawab Hengky sambil menahan sakit di beberapa bagian tubuhnya.
"Maya, lu bantuin si Anton gi, kalau ngga ada dia udah mampus abang lu ini!" ujar Hengky kepada Maya yang bingung melihat abangya dan Anton temannya babak belur.
"Iya bang" jawab Maya cepat dan langsung menghampiri aku