Praktik "Muraqabah" --- kesadaran akan pengawasan Allah.
Sadari bahwa Allah selalu melihat, meski manusia tidak.
Inilah landasan keikhlasan sejati.
Nikmati keberserahan.
Ucapkan dalam hati: "Mbuh priben carane, kersane Gusti Allah."
Ungkapan khas Jawa ini mencerminkan tauhid rasa: pasrah bukan menyerah, tapi tenang dalam kehendak-Nya.
Refleksi Akhir: Pulang ke Hati yang Tenang
Kita sombong bukan karena punya banyak,
tetapi karena merasa lebih benar dari orang lain.
Kita rendah hati bukan karena kekurangan,
melainkan karena sadar bahwa semuanya hanyalah titipan dan peran yang sedang dijalankan.
Maka malam ini, mari belajar menundukkan hati tanpa menyombongkan kerendahan,
belajar menjadi biasa tanpa merasa luar biasa.
Sebab di hadapan Gusti Allah,
tidak ada tinggi dan tidak ada rendah yang ada hanyalah rasa pulang yang sama.
Kerendahan sejati tidak butuh pengakuan.
Ia adalah kedamaian yang muncul ketika manusia berhenti menilai dirinya sebagai lebih baik atau lebih buruk dari siapa pun.
Inilah inti Embuhisme: seni menjadi "embuh" pasrah yang sadar, rendah hati tanpa perhitungan, dan ikhlas tanpa perlu terlihat ikhlas.
"Sebab keikhlasan sejati itu tak butuh panggung;
ia hidup di hati yang tenang."
{{{ Positif, Sehat, dan Bahagia }}}
Brebes, 10 Oktober 2025
Aziz Aminudin, M.Pd
Trainer & Professional Hypnotherapist
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI