Ketiga, Skema Insentif Wisata Domestik Paket Tematik untuk memperkuat basis wisata lokal dan regional: budaya, agro wisata, ekowisata, desa adat, yang sesuai dengan data pertumbuhan wisnus, sekaligus meredakan ketergantungan berat pada pasar asing.
Keempat, Sistem Monitoring & Respons Krisis Terpadu, karena data menunjukkan Bali juga menghadapi risiko dari faktor lingkungan (banjir, konversi lahan) dan fluktuasi eksternal pasar wisatawan. Sistem ini akan memanfaatkan indikator statistik, data lingkungan, data kesehatan, dan cuaca untuk memberi sinyal dini dan kebijakan proaktif.
Lebih dari sekadar strategi pemasaran, Smart Tourism Bali adalah jembatan antara data dan kebijakan. Dengan integrasi data BPS, dinas pariwisata, kesehatan, dan lingkungan, program ini memungkinkan adanya sistem monitoring dan respons terpadu yang mampu mendeteksi tren, memprediksi penurunan kunjungan, dan menyiapkan langkah antisipatif, baik saat terjadi pandemi, bencana alam, maupun ketidakpastian geopolitik. Inilah bentuk nyata bagaimana data statistik yang biasanya dingin di atas kertas dapat berubah menjadi kompas yang menuntun arah pembangunan pariwisata.
Namun, agar Smart Tourism Bali benar-benar terwujud, peran BPS Bali sangat strategis. BPS perlu memperluas indikator pariwisata, tidak hanya sebatas jumlah kunjungan dan okupansi kamar, tetapi juga tingkat kepuasan wisatawan, rata-rata lama tinggal, dan pola pengeluaran. Kecepatan rilis data pun perlu ditingkatkan agar pengambilan keputusan dapat dilakukan secara tepat waktu.
Kolaborasi lintas sektor harus diperkuat dengan melibatkan dinas pariwisata, kesehatan, transportasi, lingkungan, hingga komunitas adat, sehingga data yang dihasilkan menjadi holistik dan benar-benar relevan dengan kebutuhan lapangan. Tetapi yang tidak kalah penting, BPS perlu meningkatkan literasi data di kalangan pelaku pariwisata lokal melalui pelatihan, agar data tidak berhenti sebagai angka dalam laporan, tetapi menjadi pijakan nyata dalam strategi usaha mereka.
Pada akhirnya, Smart Tourism Bali bukan hanya sebuah program, melainkan sebuah visi tentang bagaimana pulau yang disebut "Pulau Dewata" ini mampu pulih dengan cara yang lebih kokoh, adil, dan berkelanjutan. BPS Bali menunjukkan bahwa kebangkitan itu sedang berlangsung, namun untuk menjadikannya berjangka panjang dibutuhkan inovasi, ketekunan, dan keberanian untuk bertransformasi.
Jika data adalah bahasa realitas, maka Smart Tourism Bali adalah syair yang ditulis dari angka-angka, menghubungkan harapan masyarakat dengan kebijakan yang berpihak, serta menuntun Bali menuju masa depan pariwisata yang tak hanya indah dipandang, tetapi juga kokoh dipijak.
DAFTAR REFERENSI
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Perkembangan Pariwisata Provinsi Bali Juli 2025.
DetikBali. BPS: Juli 2025 Wisman ke Bali 697 Ribu Orang, Wisnus 2,29 Juta. Laporan berita. https://travel.detik.com/travel-news/d-8092617/bps-juli-2025-wisman-ke-bali-697-ribu-orang-wisnus-2-29-juta
DetikBali. Kunjungan Turis ke Bali 2025: Domestik 5,8 Juta, Asing 4 Juta Orang. https://www.detik.com/bali/wisata/d-8070299/kunjungan-turis-ke-bali-2025-domestik-5-8-juta-asing-4-juta-orang
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Perkembangan Pariwisata Provinsi Bali Mei 2025. https://bali.bps.go.id/id/pressrelease/2025/07/01/717970/perkembangan-pariwisata-provinsi-bali-mei-2025
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Perkembangan Pariwisata Provinsi Bali April 2025. https://bali.bps.go.id/id/pressrelease/2025/06/02/717964/perkembangan-pariwisata-provinsi-bali-april-2025
The Guardian. Bali to block new hotels and restaurants after deadly flooding raises questions about mass tourism. (19 September 2025). https://www.theguardian.com/world/2025/sep/19/bali-bans-new-hotels-restaurants-after-deadly-flooding-raises-questions-about-mass-tourism
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI