"Lain kali, kalau mau ke tempat PKL. Sama Om Santo saja ya, biar gak kesasar," ucap Om Santo sembari mengelus dan menepuk pahaku. Tatapan mata yang mesum, itu sangat jelas sekali di ingatanku.
Aku hanya terdiam dan menunduk. Hanya bisa berdoa dalam hati, karena malu kalau aku bertingkah, karena semua penumpang yang ada di bus sudah pada tertidur pulas.
Akhirnya aku tiba di lokasi, aku berpamitan dan bergegas masuk tanpa menghiraukan Om Mesum Santo.
Kejadian di bus, tidak ingin ku ingat saat PKL, takutnya mengganggu aktivitasku selama PKL. Jadi, aku simpan saja semua yang aku alami beberapa menit yang lalu dan paginya aku mengadu dengan ibu.
Apakah menurut teman-teman pembaca, hal itu bukanlah suatu pelecehan. Tentu benar. Pelecehan bukan hanya pemaksaan memasukkan rudal kewanitaan pada laki-laki. Akan tetapi, hal seperti bersiul, menyentuh, menepuk bagian sensitif, mencium orang yang bukan mahramnya itu suatu tindakan pelecehan bagi perempuan.
Untuk itu, hati-hati. Sekalipun itu orang terdekatmu, jangan sampai kamu mengalami seperti Dini. Efeknya, Dini tidak lagi percaya dengan dirinya sendiri dan menghindari si Om Santo tersebut tanpa melapor ke pihak berwajib. Karena apa? Lemahnya bukti-bukti pengaduan. Berbual dan bercerita saja tidak akan cukup menaruh perhatian pihak berwenang untuk mengusut pelecehan yang bersifat tabu seperti yang dialami oleh Dini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI