Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nyonya Smith dan Gorden Kesayangan

1 April 2022   07:30 Diperbarui: 1 April 2022   07:31 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serasa tak percaya, rumah ini sudah kehilangan nyonya rumah yang begitu baik. 

Sejak Tuan Adolf Smith tewas dalam kecelakaan pesawat, Nyonya Smith terus bekerja keras mengendalikan perusahaan. Banyak pria sukses dan tersohor mencoba mendekatinya, tapi ia memilih mempertahankan Tuan Smith sebagai satu-satunya pria dalam hidupnya.

Meski hampir dua puluh tahun berlalu, tak satupun pigura maupun benda-benda yang pernah dibeli Tuan Smith digeser dari posisinya. 

Begitu pula dengan gorden kesayangan Nyonya Smith yang merupakan hasil jahitan ibu mertuanya. 

Pada awal mereka pindah ke rumah ini, Nyonya Paul sengaja menjahit sendiri kain gorden terbaik dari pabrik milik suaminya. Terbukti sampai sekarang gorden itu awet meski berkali-kali dicuci dan tak pernah diganti. 

Bagi Nyonya Smith, mengganti atau memindahkan benda yang diberikan dengan sepenuh cinta, adalah bentuk pengkhianatan dan usaha untuk melupakan orang tersebut. Nyonya Smith tak suka melakukannya.


"Nyonya?" tiba-tiba Nyonya Smith sudah berdiri di dalam kamarnya, di dekat jendela sambil sedikit membuka gorden memandang keluar.

Ini adalah kebiasaan yang sering dia lakukan setiap kali mendengar suara mobil memasuki halaman. Sepertinya Nyonya itu masih mengharapkan Tuan Smith pulang dengan selamat sampai di rumah.

Aku mengusap mataku, mungkin saja aku berhalusinasi. Jangan-jangan aku hanya salah lihat.

Benar. Tidak ada siapa-siapa di sana. 

Kota Kayu, 1 April 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun