Suatu hari aku mau-mau saja datang ke undangan keluarga ini.
Rupanya salah seorang kakak Ratna berulang tahun yang ke-8. Karena rumah kami tepat berada di belakang rumah mereka, dan aku mempunyai dua anak yang masih kecil, rasanya aku tak punya alasan umtuk tidak memenuhi undangannya.
Aku dan si bungsu datang tepat pukul tiga sore. Saat itu undangan sudah banyak yang hadir.Â
Dengan memilih kado shampo pump untuk anak, aku berharap anak-anak tetanggaku ini berubah jadi wangi rambutnya. Bukan sekedar mandi pakai air.
Acara tak bertele-tele. Setelah menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun bersama-sama, memotong kue, hadirin disilahkan menikmati hidangan sekedar nasi goreng dengan taburan sedikit suwiran daging ayam.
Aku tak terlalu menikmati acara keluarga ini. Tetapi sejuta orang lainnya merasa sangat senang kebagian balon dan snack. Untuk ukuran mereka, ini adalah kegembiraan yang jarang terjadi.
Aku tertegun. Inilah versi membahagiakan anak di kota kecil yang taraf hidupnya minus. Dengan sedikit saja persiapan, dapat mengundang kado-kado kecil yang surprise untuk anak-anak mereka.
Hari terus berjalan sama seperti biasa.Â
Gadis kecil bernama Ratna, terus saja ikut sang bapak mencari barang-barang rosok. Ibunya terus saja berbelanja hal-hal mewah. Makan malam dengan coto Makassar misalnya.
Aku hanya dapat tertegun, sambil mengusap si bungsu yang tertidur di sisiku.
Bismika Allahumma ahyaa...wa bismika amuut...aamiin
*pernah ditulis untuk skb