Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Yang Tersisa Setelah Api

3 September 2025   06:15 Diperbarui: 3 September 2025   06:15 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Yang Tersisa Setelah Api. Puing-puing halte Transjakarta setelah dibakar saat demonstrasi. Foto Roderick Adrian | kompas.com

Amuk hanya meninggalkan remuk

Puaskah hati?

Kita begitu bangganya
Melihat tinju,
bendera-bendera,
kembang api
di kanal-kanal YouTube,
saluran berita, juga
di meja kopi
menambah-nambah cerita

Jakarta menyala 

Padahal di tempat lain
Menyebabkan ada tubuh
dibungkus kain
Ratapan tak percaya
Doa-doa
Menangisi kehilangan
Kaupikir kecongkakan bisa runtuh
Hanya karena air mata yang jatuh

***

Serang, September 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Baca juga: Buku Harian Maling

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun