Aku ingin tidur lebih cepat malam ini
membawa puisi-puisi
yang tak pernah kutulis,
sedikit mimpi, janji,
atau membalas pesan di grup wa,
pura-pura aktif
Saat bangun aku mengangankan
ada seorang perempuan tidur
di sampingku,
mengaku kekasihku dari masa depan,
seperti film Sore
yang tidak aku tonton
Perempuan itu membuang rokokku
membuang minumanku
membereskan sepatuku
membantu menata ulang hidupku
yang, katanya, berantakan
Tapi,
Tidak
Tidak pernah terjadi
Memang ada yang berantakan,
seprei, baju-baju,
rokok,
kopi,
dan puisi yang kusut
Terdengar di depan rumah
lalu-lalang motor pedagang makanan
Aku mengangkat tangan
untuk menyatakan, tidak
Lalu ke kamar mandi,
cuci muka, gosok gigi,
ke dapur menjerang air,
menyeduh kopi sasetan
(tunggu dulu, kopi ini sudah
aku bayar belum, ya?)
Kuisap sebatang rokok,
membuka wa,
barangkali saja ada perempuan
kurang waras
menyatakan cinta kepadaku
Aku tersenyum sendiri,
terlambung sendiri,
menghayal sendiri
dan juga gila,
sendiri
Lalu mengintip akun media sosialmu
Matamu, masih indah
Senyummu, masih indah
Caramu berolahraga, masih indah
Kalau ada yang perlu diubah
mungkin
mungkin, kegilaanku
Aku mengirim komentar
lewat wa
Centangnya belum biru
Berhari-hari
Ya, sudah
***
Lebakwana, Agustus 2025