Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Apa yang Kau Lihat pada Diriku, Anakku

2 Juli 2022   19:16 Diperbarui: 2 Juli 2022   19:18 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang tua dan anak. Foto oleh Dmitriy Ganin/ Pexels

Ayah yang gagal, lelaki pemimpi, atau sebagai orang yang kau menyesal menjadi anakku.

Aku -- seperti halnya ayah-ayah yang lain -- juga punya harapan.
Bukan meletakkan bulan atau matahari dalam genggaman.
Tapi setidaknya kau bisa berjalan sendiri di bumi tanpa pegangan.

Tapi terkadang mimpi hanya lewat sebatas angan. Mungkin aku yang salah membaca peta arah jalan, atau barangkali tak mengukur dulu ke mana langkah harus diayunkan. Atau hanya sekadar pembelaanku, yang mungkin kau bosan mendengarkan.

Tak apa.

Namun, aku sudah berusaha. Semampu yang bisa kulakukan.

Aku juga bisa merasakan,  bagaimana dadamu begitu sesak saat-saat menjalani usia sekolahmu. Pembayaran uang sekolahmu yang sering tersendat, atau jalan menuju keinginan-keinginanmu yang acapkali mampat.

Menduduki bangku kuliah yang gagal, dan jalan-jalan yang dilalui sering terhadang dinding yang terjal. Apakah ini termasuk salah satu kegelisahanmu?

Aku ingin kaudapat jauh berjalan, tapi kendaraan tak kunjung  tersediakan. Aku cuma sekadar bisa berpuisi. Tapi puisi saat ini hanya ilusi kalau bisa menjadi tumpuan mimpi.

Kini kau akan belajar menapaki usia dewasa. Apa yang kaulihat pada diriku, anakku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun