Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Minggat

25 Oktober 2021   05:41 Diperbarui: 25 Oktober 2021   05:50 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: artpal.com via Pinterest 

Aku berusaha lepas dari jalinan ingatanmu, tapi kau tak mau minggat dari ruang kepalaku

Kata mengair terjun

Menggenang menjadi kalimat, menjadi lautan cerita, mengirimkan debur. Pantai-pantai yang cemas. Apakah ia akan menjadi tumpuan alamat

Ada, "Kakiku memar," katamu, saat terjatuh dari sepeda pada suatu pagi. Ada lagi, napas kita hampir putus waktu berlari ke stasiun; kereta sudah berangkat. Ada lagi, kau tak suka bakso, aku tak suka penjualnya (ada lagi, kau mencubit perutku). Ada lagi, kembang. Ada lagi, marah. Ada lagi, diam. Ada lagi, di malam yang gigil kau mengirimkan hangat: "Hai!"

Ada lagi. Bersamamu selalu ada lagi cerita baru

Ternyata cinta itu rumit juga, ya

Kesimpulan: Aku tidak bisa minggat darimu

***

Lebakwana, Oktober 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun