Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Bersuara kalau Ingin Berbicara

25 Agustus 2021   11:41 Diperbarui: 25 Agustus 2021   11:43 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mural. Sumber: Suryamalang.tribunnews.com 

Karena dinding punya telinga 

Lidah pun seperti terpotong. Dinding-dinding kota disesaki mural yang melolong. Kelam, seperti bulan purnama ditutupi kabut 

Siapa yang telah menjadi serigala, mengirim raungan ke kaum jelata. Pesan yang buat gemetar: Istana tak boleh ada noda, jangan percikkan api kalau tak ingin terbakar 

Padahal, mural hanya gambar-gambar yang berpuisi, berjenaka tentang menjalani hidup yang semakin sulit dimengerti. Pun, sebagai pintu pelepasan, karena selama ini suara-suara membentur telinga yang terkunci 

Dan mentertawai diri sendiri adalah jalan untuk mengurangi sesak pada dada, agar tak terpeleset menuju harakiri 

***

Lebakwana, Agustus 2021 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun