Mohon tunggu...
Sutiono Gunadi
Sutiono Gunadi Mohon Tunggu... Purna tugas - Blogger

Born in Semarang, travel-food-hotel writer. Movies, ICT, Environment and HIV/AIDS observer. Email : sutiono2000@yahoo.com, Trip Advisor Level 6 Contributor.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Bersuara dan Berpendapat dengan Karya

13 April 2024   18:07 Diperbarui: 13 April 2024   18:09 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Museum Macan sejak tanggal 18 November 2023 hingga 14 April 2024 telah menyelenngarakan pameran kontemporer bertajuk "Voice Against Reason".

Pameran ini sangat diminati oleh gen Z yang jiwanya masih bergejolak.Memajang karya 24 perupa dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik, seperti Australia, Afghanistan, Bangladesh, India, Jepang, Lebanon, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan tentunya tuan rumah Indonesia.

Para perupa beradu kreasi menampilkan kreasi baru, yang menampilkan dialog antara karya seni sejarah dengan karya modern.

Buddha (dokpri)
Buddha (dokpri)

Kita akan melihat perpaduan wayang dalam pahatan seni kayu yang indah, karya seni gunting dengan ujung sendok dan garpu, alat setrika dengan bagian bawah asbes, gitar brrpadu dengan gergaji, dan perpaduan seni yang tidak normal.

Gitar  gergaji (dokpri)
Gitar  gergaji (dokpri)


Ada pula tumpukan sabun bertulisan 'threat' Karya perupa Pakistan yang boleh diambil oleh pengunjung, sehingga makin lama makin habis.

Ada pula karya yang mengetengahkan Buddha dengan seni Persia. Pameran in pada intinya berhasil merajut berbagai narasi baik pribadi, politik, geografi, hingga sejarah menurut sudut pandang masing-masing perupa.

Mereka brrbicara dlam aneka ragam media, baik lukisan, video, mapun karya seni lainnya.

Bagi pecinta seni, harap jangan sia-siakan akhir pekan liburan Lebaran sengan menyaksikan karya-karya kontemporer dari perupa Asia Pasifik. Ingat, besok hari terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun